Dolar Singapura Masih Anteng di Level Tertinggi 1 Bulan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 September 2019 15:36
Kabar bagus dari AS-China belum mampu membuat dolar Singapura melaju. Dalam dua hari terakhir, dolar Singapura bergerak tipis-tipis.
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Siingapura masih berada di level tertinggi satu bulan melawan rupiah pada perdagangan Jumat (27/9/19). Belum adanya sentimen penggerak pasar yang baru membuat mata uang Negeri Merlion ini tidak banyak bergerak dalam tiga hari terakhir.

Pada pukul 15:10 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di level Rp 10.258,27/SG$, menguat 0,05% di pasar spot melansir data Refinitiv. Harapan akan adanya damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, menjadi pendorong penguatan dolar Singapura di awal pekan ini.


Singapura menjadi salah satu negara yang mendapat efek buruk dari perang dagang AS-China, Ekonomi Negeri Merlion kini diambang resesi, sehingga harapan akan adanya damai dagang langsung direspon positif. Ekonomi Singapura dapat bangkit kembali jika kedua negara mencapai kesepakatan dagang.

Pada Selasa (24/9/19) waktu setempat, Presiden AS, Donald Trump, mengatakan kesepakatan dagang dengan China akan segera terjadi, bahkan lebih cepat dari perkiraan pasar.



"Mereka (China) ingin membuat kesepakatan, dan itu bisa terjadi lebih cepat dari yang Anda duga. Saya bersikap baik kepada mereka, dan kami melakukan pembicaraan yang positif. China mulai membeli kembali produk agrikultur kami seperti daging sapi dan babi, banyak sekali daging babi," ungkap Trump di New York, seperti diberitakan Reuters.

Pernyataan Trump tersebut dikuatkan dengan komentar dari Juru Bicara Kementerian Perdagangan China yang mengatakan bahwa Beijing telah membeli kedelai dan daging babi asal AS dalam jumlah yang cukup besar menjelang negosiasi dagang tingkat tinggi antar kedua negara.

Pengumuman itu merupakan sebuah perubahan sikap yang signifikan dari pihak China, mengingat pada bulan lalu Beijing memutuskan untuk menghentikan seluruh pembelian produk agrikultur asal AS.



Negosiasi dagang tingkat tinggi antara AS dan China di Washington akan digelar pada tanggal 10 dan 11 Oktober mendatang, seperti dilansir dari CNBC International yang mengutip tiga orang sumber yang mengetahui masalah tersebut. Salah seorang sumber menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan memimpin delegasi dari China.

Meski demikian, kabar bagus dari AS-China tersebut belum mampu membuat dolar Singapura terus melaju. Dalam dua hari terakhir, dolar Singapura bergerak tipis-tipis, menguat 0,05% di hari Rabu dan melemah 0,03% di Kamis kemarin. Pergerakan tipis tersebut kembali berlanjut di perdagangan terakhir pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular