
Damai Dagang AS-China Kian Dekat, Bursa Asia Kompak Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 September 2019 09:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak mengawali perdagangan hari ini, Kamis (26/9/2019), di zona hijau. Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei menguat 0,64%, indeks Shanghai naik 0,31%, indeks Hang Seng terkerek 0,5%, indeks Straits Times terapresiasi 0,15%, dan indeks Kospi bertambah 0,45%.
Koreksi yang sudah terjadi pada perdagangan kemarin (25/9/2019) membuka ruang bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi beli pada hari ini. Pada perdagangan kemarin, indeks Nikkei ditutup turun 0,36%, indeks Shanghai ambruk 1%, indeks Hang Seng anjlok 1,28%, indeks Straits Times melemah 0,94%, dan indeks Kospi berkurang 1,32%.
Pada perdagangan kemarin, bursa saham Asia diterpa tekanan jual seiring dengan perekonomian China yang ternyata sedang babak belur. Menurut Beige Book yang dipublikasikan kemarin, perekonomian China pada kuartal III-2019 berada di posisi terlemahnya selama tahun 2019. Lemahnya perekonomian China terjadi seiring dengan adanya kontraksi di sektor manufaktur dan jasa.
Menurut laporan tersebut, lemahnya perekonomian China pada saat ini utamanya disebabkan oleh aktivitas di sektor manufaktur yang tak bergairah. Laporan tersebut kemudian memaparkan bahwa penjualan dari perusahaan-perusahaan sektor manufaktur, laba bersih, volume penjualan, dan harga jual jatuh hingga dua digit jika dibandingkan dengan kuartal II-2019.
Harga jual di tingkat pabrik tercatat telah berhenti naik pada bulan Juni, sebelum kemudian jatuh pada bulan Juli dan Agustus. Kejatuhan harga jual ini kemudian menekan penjualan dan laba bersih, yang pada akhirnya akan membatasi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk melakukan investasi dan memenuhi kewajiban utangnya.
Sementara itu, sektor jasa tercatat terus-menerus membukukan pelemahan, dengan penjualan dan laba bersih pada kuartal III-2019 jatuh jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Rekrutmen karyawan melambat, mengindikasikan bahwa jika sektor manufaktur harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah besar, sektor jasa tak memiliki kapasitas untuk menyerapnya.
Untuk diketahui, Beige Book disusun berdasarkan wawancara dengan lebih dari 3.300 perusahaan di China. Periode wawancara untuk Beige Book edisi terbaru ini adalah pertengahan Agsutus hingga pertengahan September.
Selain karena koreksi yang sudah terjadi pada perdagangan kemarin, aksi beli juga dilakukan di bursa saham Asia seiring dengan asa damai dagang AS-China yang kian terasa. Kemarin waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa datang lebih cepat "dari yang Anda pikirkan," dilansir dari CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Kesepakatan Dagang Tahap Satu Diteken, Bursa Asia Kompak Naik
Koreksi yang sudah terjadi pada perdagangan kemarin (25/9/2019) membuka ruang bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi beli pada hari ini. Pada perdagangan kemarin, indeks Nikkei ditutup turun 0,36%, indeks Shanghai ambruk 1%, indeks Hang Seng anjlok 1,28%, indeks Straits Times melemah 0,94%, dan indeks Kospi berkurang 1,32%.
Pada perdagangan kemarin, bursa saham Asia diterpa tekanan jual seiring dengan perekonomian China yang ternyata sedang babak belur. Menurut Beige Book yang dipublikasikan kemarin, perekonomian China pada kuartal III-2019 berada di posisi terlemahnya selama tahun 2019. Lemahnya perekonomian China terjadi seiring dengan adanya kontraksi di sektor manufaktur dan jasa.
Harga jual di tingkat pabrik tercatat telah berhenti naik pada bulan Juni, sebelum kemudian jatuh pada bulan Juli dan Agustus. Kejatuhan harga jual ini kemudian menekan penjualan dan laba bersih, yang pada akhirnya akan membatasi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk melakukan investasi dan memenuhi kewajiban utangnya.
Sementara itu, sektor jasa tercatat terus-menerus membukukan pelemahan, dengan penjualan dan laba bersih pada kuartal III-2019 jatuh jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Rekrutmen karyawan melambat, mengindikasikan bahwa jika sektor manufaktur harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah besar, sektor jasa tak memiliki kapasitas untuk menyerapnya.
Untuk diketahui, Beige Book disusun berdasarkan wawancara dengan lebih dari 3.300 perusahaan di China. Periode wawancara untuk Beige Book edisi terbaru ini adalah pertengahan Agsutus hingga pertengahan September.
Selain karena koreksi yang sudah terjadi pada perdagangan kemarin, aksi beli juga dilakukan di bursa saham Asia seiring dengan asa damai dagang AS-China yang kian terasa. Kemarin waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa datang lebih cepat "dari yang Anda pikirkan," dilansir dari CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Kesepakatan Dagang Tahap Satu Diteken, Bursa Asia Kompak Naik
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular