
Patahkan Pelemahan 4 hari Beruntun, IHSG Berikan Sinyal Naik

Jakarta,CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini Rabu (25/9/2019) berhasil mematahkan pelemahan yang terjadi selama empat hari berturut-turut, dengan kenaikan 8 poin atau 0,14% pada level 6.146.
Secara teknikal, peluang IHSG kembali menghijau esok cukup terbuka. Pola hamer pada grafik lilin (candlestick) menggambarkan adanya tekanan beli yang berpotensi berlanjut pada perdagangan esok. Selain itu, karena IHSG tutup di level tertinggi.
Secara volume juga ada kenaikan, yang menggambarkan gairah para investor khususnya lokal yang belakangan cukup kencang masuk ke pasar saham.
![]() |
Perjalanan IHSG hari ini tidak mulus-mulus amat dengan dibuka di zona negatif karena masih terimbas oleh maraknya aksi demo kemarin. Hingga akhir sesi I, IHSG masih mengalami pelemahan 0,27% ke level 6.120.
Pada sesi II, pelemahan IHSG semakin berkurang seiring aksi demo yang disuarakan mahasiswa yang tensinya mulai berkurang. Hingga penghujung penutupan pasar, IHSG mampu berbalik ke zona hijau dan semakin menguat pada waktu pasca perdagangan (after market).
DPR melalui forum Badan Musyawarah (Bamus) kemarin sepakat untuk menunda RUU KUHP dan RUU Lembaga Permasyarakatan untuk memberikan waktu, baik kepada DPR maupun pemerintah untuk mengkaji dan mensosialisasikan kembali secara masif agar masyarakat lebih bisa memahaminya. Sedangkan dua RUU lainnya, yakni RUU Pertanahan dan RUU Minerba belum masuk tahap pengambilan keputusan.
Namun, investor asing masih terus melepas saham-saham koleksinya dengan mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 565 miliar di pasar reguler, angka tersebut jauh berkurang dibandingkan net sell kemarin yang mencapai Rp 990 miliar juga di pasar reguler.
Selain melihat kondisi di dalam negeri yang sepertinya belum sepenuhnya pulih, kondisi global juga masih tidak menentu setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengkritisi praktik berdagang Negeri Tirai Bambu di Majelis Umum PBB (24/9). Trump juga mengatakan tidak akan menerima 'kesepakatan buruk' dalam negosiasi dagang.
TIM RISET CNBC INDONESIA(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!