
Ulasan Teknikal IHSG
Melemah di Akhir Pekan, IHSG Kirimkan Sinyal Penguatan
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
20 September 2019 18:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada penghujung pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan koreksi sebanyak 12 poin atau 0,21% pada level 6.231. Para pelaku pasar kembali melakukan aksi ambil untung (profit taking) didorong oleh investor asing.
Meski terkoreksi, secara teknikal IHSG meninggalkan sinyal potensi penguatan pada perdagangan selanjutnya. Hal ini terlihat dari pola lilin hitam (black candle) yang meninggalkan ekor memanjang, pertanda akumulasi beli yang mulai nampak.
IHSG sebenarnya memulai perdagangan secara positif dengan dibuka menguat 0,07%. Penguatannya semakin terkikis karena didorong sentimen global dari hubungan geopolitik perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Dilansir South China Morning Post, Penasehat Gedung Putih Michael Pillsbury mengatakan Presiden AS Donald Trump siap menaikkan tarif impor lagi jika kesepakatan dagang dengan China tidak segera tercapai. Ia juga mengatakan tarif yang berlaku saat ini merupakan "level rendah".
"Apakah presiden memiliki opsi untuk menaikkan tarif? Iya, tarif bisa dinaikkan lebih tinggi. Tarif saat ini masih rendah, dan bisa naik 50% atau 100%" kata Pillsbury dalam sebuah wawancara di Hong Kong.
IHSG pun mengakhiri sesi I dengan pelemahan 0,44% ke level 6.217. Pada sesi II, IHSG cenderung bergerak melemah karena aksi jual masif yang dilakukan investor asing. IHSG pun berakhir di zona merah diiringi dengan jual bersih (net sell) asing senilai Rp 718 miliar di pasar reguler.
Adapun saham-saham yang banyak dilepas asing hari ini ialah: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk/BBRI (Rp 363 miliar), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Rp 149 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 147 miliar), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 51,6 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 48,5 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Meski terkoreksi, secara teknikal IHSG meninggalkan sinyal potensi penguatan pada perdagangan selanjutnya. Hal ini terlihat dari pola lilin hitam (black candle) yang meninggalkan ekor memanjang, pertanda akumulasi beli yang mulai nampak.
![]() |
"Apakah presiden memiliki opsi untuk menaikkan tarif? Iya, tarif bisa dinaikkan lebih tinggi. Tarif saat ini masih rendah, dan bisa naik 50% atau 100%" kata Pillsbury dalam sebuah wawancara di Hong Kong.
IHSG pun mengakhiri sesi I dengan pelemahan 0,44% ke level 6.217. Pada sesi II, IHSG cenderung bergerak melemah karena aksi jual masif yang dilakukan investor asing. IHSG pun berakhir di zona merah diiringi dengan jual bersih (net sell) asing senilai Rp 718 miliar di pasar reguler.
Adapun saham-saham yang banyak dilepas asing hari ini ialah: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk/BBRI (Rp 363 miliar), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Rp 149 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 147 miliar), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 51,6 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 48,5 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular