Nantikan Keputusan The Fed, Wall Street Melipir Ke Zona Merah

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
18 September 2019 18:11
Pada pukul 18:00 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 melemah masing-masing 24,8 poin dan 4,1 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq turun 10,29 poin.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa futures Wall Street melipir ke zona merah karena terkoreksi tipis seiring dengan pelaku pasar yang menanti hasil keputusan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Pada pukul 18:00 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 melemah masing-masing 24,8 poin dan 4,1 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq turun 10,29 poin.

Hasil rapat Komite Pengambil Kebijakan The Fed atau Federal Open Market Committee (FOMC) akan diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Dalam rapat tersebut Gubernur The Fed Jerome Powell dan kolega sebelumnya diekspektasi untuk kembali menurunkan federal funds rate (FFR) sebesar 25 basis poin (bps).

Akan tetapi, proyeksi tersebut tampaknya mulai goyah. Pasalnya, sepekan lalu, CME Fedwatch mencatat probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps menjadi 1,5-2% mencapai 87,7%. Namun hari ini pukul 17:43 WIB sudah turun drastis menjadi 54,2%.

Situasi yang berubah secara drastis tersebut dipicu oleh lonjakan harga minyak mentah dunia dan data ekonomi Negeri Paman Sam yang cukup baik belakangan ini.

Seperti diketahui, akhir pekan lalu 2 fasilitas pengolahan minyak di Arab Saudi mendapat serangan misil dari pesawat tanpa awak (drone). Serangan ini mengakibatkan berkurangnya produksi minyak Arab Saudi sebesar 5,7 juta barel/hari atau setara lebih dari 5% total produksi harian dunia.

Berkurangnya pasokan minyak global berpotensi menaikkan harga emas hitam yang berujung pada peningkatan inflasi. Hal ini dikarenakan industri harus mengeluarkan kocek lebih dalam untuk beban produksi dan transportasi.

Tingkat inflasi yang tinggi tentunya membuat The Fed emoh untuk menurunkan suku bunganya. Belum lagi perekonomian AS juga masih bergeliat.

Pada Agustus data produksi industri AS tercatat naik 0,6% secara bulanan (MoM) yang merupakan kenaikan bulanan tertinggi sejak Agustus 2018.

Lalu penjualan ritel Agustus juga tercatat tumbuh 0,4% secara bulanan dan berhasil mengalahkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters, yakni 0,2% (MoM).

Kemudian, indeks keyakinan konsumen untuk bulan September versi University of Michigan tercatat ada di level 92, naik dari perolehan bulan sebelumnya yang ada di 89,8.

Dengan kondisi perekonomian dan indeks konsumen yang tumbuh semakin menambah alasan bagi Powell untuk bersikap anteng alias dovish.

Selain pengumuman suku bunga acuan, investor juga akan mencermati rilis data jumlah pemberian lisensi (izin) membangun hunian dan jumlah proyek pembangunan hunian yang dimulai yang disetahunkan pada pukul 19:30 WIB. Kemudian juga ada rilis data jumlah persediaan minyak mentah AS pekan lalu pada pukul 21:30 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular