Arab Saudi Janji Amankan Pasokan, Harga Minyak Turun Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 September 2019 08:28
Arab Saudi Janji Amankan Pasokan, Harga Minyak Turun Lagi
Ilustrasi Pipa Penyaluran Minyak Mentah (REUTERS / Richard Carson)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia kembali turun di perdagangan pagi ini. Setelah meroket pada awal pekan, harga si emas hitam memang terus dalam jalur koreksi.

Pada Rabu (18/9/2019) pukul 07:55 WIB, harga minyak jenis brent turun 0,56% ke US$ 64,19/barel. Sementara yang jenis light sweet turun 0,62% menjadi US$ 58,97/barel.



Awal pekan ini, harga minyak melonjak sampai belasan persen dan menjadi kenaikan harian tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Penyebabnya adalah serangan di ladang minyak milik Saudi Aramco.

Dampaknya tidak main-main, produksi minyak Arab Saudi berkurang 5,7 juta barel/hari. Jumlah tersebut lebih dari separuh produksi minyak Negeri Gurun Pasir dan sekitar 5% dari total produksi dunia.

Untuk kembali ke kapasitas normal, petinggi Saudi Aramco memperkirakan butuh waktu hitungan minggu, bukan hari. Jadi selama beberapa minggu ke depan, produksi minyak Arab Saudi hilang 5,7 juta barel/hari.

Selain itu, serangan tersebut berbuntut panjang karena Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menuding Iran sebagai tersangka utama. Mengutip Reuters, seorang pejabat teras di pemerintahan AS mengungkapkan serangan di ladang minyak Saudi Aramco berasal dari barat daya Iran. Pejabat lainnya menyebutkan serangan itu menggunakan pesawat tanpa awak (drone) dan misil jelajah (cruise missile).

Iran tentu tidak terima dengan tuduhan tersebut. Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, menegaskan Teheran tidak akan berdialog dengan Washington. Iran tidak akan tunduk terhadap segala bentuk tekanan dari AS.

Gesekan ini bukan tidak mungkin tereskalasi menjadi konflik bersenjata, agresi militer, alias perang. Amit-amit, tetapi kalau tensi semakin tinggi bencana itu bisa saja terjadi.

Perang tentu akan membuat produksi dan distribusi minyak Timur Tengah terhambat, bahkan mungkin putus total. Artinya minyak asal Timur Tengah bakal absen dari pasar internasional, pasokan seret, dan harga melonjak hingga belasan persen.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Namun sejak kemarin harga minyak terus terkoreksi. Setelah meroket belasan persen, sangat wajar investor 'gatal' untuk mencairkan keuntungan. Tekanan jual akan terus membayangi sehingga harga minyak bergerak turun.

Kedua, Arab Saudi meyakinkan bahwa pasokan tidak akan berkurang signifikan meski kilang milik Saudi Aramco hancur akibat serangan. Pangeran Abdulaziz bin Salman, Menteri Energi Arab Saudi, menegaskan pemerintah akan mengeluarkan stok untuk menjaga pasokan di pasar.

Saat ini cadangan minyak mentah Arab Saudi mencapai 193,4 juta barel. Jumlah ini dirasa cukup untuk menstabilkan harga sembari menunggu produksi kembali normal.

"Kabar ini membuat kami tidak ingin terburu-buru mengubah proyeksi harga minyak yang saat ini di US$ 60/barel pada akhir 2019. Namun dengan masih banyaknya pertanyaan yang belum terjawab seputar serangan pada akhir pekan lalu, risiko perubahan proyeksi tetap besar," kata Caroline Bain, Chief Commodities Economist di Capital Economics, seperti diberitakan Reuters.

Koreksi teknikal dan jaminan keamanan pasokan di Arab Saudi membuat harga minyak kembali turun hari ini. Bahkan kalau melihat kenaikan yang luar biasa pada awal pekan ini, ruang untuk koreksi lanjutan masih sangat terbuka.


TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular