Sentimen AS-China & The Fed Bakal Bikin Wall Street Defensif

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
17 September 2019 18:07
Kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 terkoreksi masing-masing 48,82 dan 3,16 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq melemah 13,91 poin
Foto: New York Stock Exchange (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks utama bursa Amerika Serikat (AS) terindikasi melemah terbatas pada perdagangan hari ini (17/9/2019) karena diapit oleh dua sentimen yang saling bertolak belakang.

Pada pukul 18:00 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 terkoreksi masing-masing 48,82 poin dan 3,16 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq melemah 13,91 poin.

Informasi terbaru dari media milik pemerintah Negeri Tiongkok, CCTV, mengabarkan bahwa pekan ini delegasi setingkat wakil menteri dari China diundang AS untuk berkunjung ke Washington.

Dalam kunjungan tersebut kedua belah pihak akan berdiskusi terkait isu perdagangan dan ekonomi, di mana delegasi China dipimpin oleh Wakil Menteri Keuangan Negeri Tiongkok Liao Men, dilansir dari CNBC International.

Tanggal atas pertemuan tersebut masih belum jelas, tetapi CCTV melaporkan bahwa delegasi China akan bertandang ke Washington pada Rabu (18/9/2019). Namun, pemberitaan Reuters yang mengutip pejabat pemerintahan AS menyebut bahwa perbincangan akan digelar pada hari Kamis (19/9/2019).

Pelaku pasar berharap terdapat kemajuan positif pada pertemuan wakil menteri pekan ini setelah sebelumnya AS dan China masing-masing menunjukkan iktikad baik mereka minggu kemarin.

Sayangnya pertemuan delegasi AS dan China kurang mampu mendongkrak Wall Street seiring sikap investor yang defensif sambil menanti rapat kebijakan penetapan suku bunga The Fed yang akan dirilis pada Kamis (19/9/2019).

Menurut piranti Fedwatch milik CME, peluang Bank Sentral Negeri Adidaya tersebut memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) adalah 65,8%. Sedangkan probabilitas suku bunga Fed Funds Rate (FFR) tersebut ditahan pada 2%-2,5% hanya sebesar 34,2%.

Dari proyeksi di atas terlihat bahwa pelaku pasar yang awalnya memproyeksi The Fed akan kembali memangkas suku bunga, mulai goyah. Melesatnya harga minyak dunia menjadi salah satu faktor yang bisa mendorong Gubernur The Fed Jerome Powell mempertahankan FFR. Pasalnya, kenaikan harga minyak dapat mendorong pertumbuhan inflasi.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data produksi industri dan manufaktur AS bulan Agustus pada pukul 20:15 WIB. Lalu juga ada rilis indeks rumah oleh Asosiasi Nasional Pembangun Rumah (National Association of Home Builders/NAHB) pada pukul 21:00 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/dwa) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular