Ulasan Teknikal Saham

Tertekan Koreksi Harga Emas, Sampai Mana Saham ANTM Turun?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
13 September 2019 14:16
Pelaku pasar pun melego saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) seiring penurunan harga emas.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Tensi hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang agak mereda membuat aset yang dianggap aman (safe haven) sedikit ditinggalkan. Dalam sepekan harga emas global turun 0,66%, sedangkan dalam sebulan pelemahannya sebesar 1,27%.

Pelaku pasar pun melego saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) seiring penurunan harga emas. Hingga pukul 10:15 WIB, saham ANTM mengalami penurunan 35 poin atau terpangkas 3,12% ke level Rp 1.085/saham. Adapun nilai transaksinya 28,8 juta unit senilai Rp 31,8 miliar.

Sejak awal tahun, kinerja saham ANTM sebenarnya cukup baik dengan mengalami tren kenaikan (uptrend), terlihat dari kinerja sahamnya yang terapresiasi 42%. Penguatan paling besar terjadi dalam tiga bulan terakhir seiring kenaikan harga emas di tingkat global.

Ada potensi saham pertambangan pelat merah tersebut mengalami koreksi sehat, pasalnya saham ANTM mulai bergerak di bawah nilai rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).

Indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) yang mengukur fluktuasi pergerakan juga sedang bergerak turun menuju level jenuh belinya (oversold), yang diperkirakan pada level Rp 1.075/saham pada pekan depan. Jika level penahan harga tersebut (support) tertembus, ada potensi saham ANTM menguji level Rp 1.030/saham.

Hold_HOLDSumber: Tim Riset CNBC Indonesia, Refinitiv

Harga emas di pasar spot global cenderung tertekan karena perekonomian secara global sedang dinaungi sentimen positif dari membaiknya hubungan AS-China.

Pada hari Rabu kemarin (11/9/2019), Kementerian Keuangan China mengumumkan akan memberi pengecualian terhadap 16 produk importasi asal AS, termasuk di antaranya obat anti kanker, pelumas, dan pangan hewan, dilansir dari Reuters. Rencana pengecualian tersebut berlaku satu tahun yang efektif pada 17 September 2019 hingga 16 September 2020.

Bak gayung bersambut, Presiden AS Donald Trump pun memuji keputusan yang diambil oleh Beijing sebagai sebuah langkah besar. "Mereka melakukan beberapa gerakan.. itu cukup bagus," ujar Trump.

Tak lama menjelang, Trump pun memutuskan untuk menunda kenaikan tarif pada produk importasi asal China senilai US$ 250 miliar sebagai bentuk itikad baik kepada China. Penundaan akan berlangsung selama 2 minggu, yakni dimulai pada 1 Oktober hingga 15 Oktober.

Langkah yang diambil oleh Washington dan Beijing merupakan pertanda baik sebelum perwakilan dari kedua negara bertemu kembal pada bulan Oktober mendatang untuk melanjutkan dialog dagang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular