Konsesi Dagang As-China Dorong Bursa Asia Finis di Zona Hijau

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
12 September 2019 17:33
indeks Kospi naik 0,84%, indeks Nikkei naik 0,75%, indeks Shanghai naik 0,75%, tetapi indeks Hang Seng dan Straits Times terkoreksi 0,26% dan 0,3%.
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mampu finis di zona hijau, di mana indeks Kospi menguat 0,84%, indeks Nikkei menguat 0,75%, indeks Shanghai naik 0,75%. Sayangnya, indeks Hang Seng dan Straits Times terkoreksi masing-masing 0,26% dan 0,3%.

Indeks Hang Seng terkoreksi karena investor meragukan keuntungan yang akan diperoleh oleh bursa saham Hong Kong (HKEX) terkait pengambilalihan bursa saham London (LSE) senilai US$ 39 miliar atau setara Rp 546 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Proposal yang diajukan oleh HKEX bertujuan untuk menciptakan bursa saham raksasa Asia yang mampu bersaing dengan bursa saham AS. Akan tetapi, tantangan politik and isu teknis berpotensi menghambat rencana tersebut, dilansir dari Sundaily.com

Lebih lanjut, kemarin (12/9/2019), Presiden AS Donald Trump menyambut baik keputusan China untuk mengecualikan produk anti kanker dan produk lain Made in USA, juga mengumumkan penundaan sementara atas kenaikan bea masuk untuk produk importasi Negeri Tiongkok senilai miliaran dolar.

Kepada para wartawan du depan Gedung Putih, Presiden ke-45 AS tersebut mengatakan keputusan Beijing merupakan "langkah besar" dan tanda iktikad baik sebelum perwakilan kedua negara bertemu bulan depan di Washington, dilansir dari Reuters.

Untuk diketahui, Kementerian Keuangan China pada situs resminya mengumumkan pembebasan tarif masuk untuk 16 produk buatan AS, termasuk beberapa obat anti kanker, pelumas, dan bahan pakan ternak.

Kemudian, pada hari yang sama Trump pun memutuskan untuk menunda kenaikan tarif pada produk importasi asal China senilai US$ 250. Penundaan akan berlangsung selama 2 minggu, yakni dimulai pada 1 Oktober hingga 15 Oktober.

Sebelumnya Washington diketahui berencana menaikkan bea masuk pada produk tersebut dari yang sebelumnya 25% menjadi 30%.

Keputusan tersebut disampaikan melalui akun Twitter pribadinya kemarin. Trump pun mengatakan penundaan itu datang sebagai respon atas permintaan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, dan karena fakta bahwa Negeri Tiongkok akan merayakan hari jadi ke-70 mereka," cuit Trump.



Sebagai informasi Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa perbincangan di level wakil menteri akan digelar pada bulan ini, diikuti dengan negosiasi tatap muka di level yang lebih tinggi pada awal Oktober.

Negosiasi tatap muka di AS pada awal bulan depan diketahui akan melibatkan Mnuchin sendiri, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Wakil Perdana Menteri China Liu He, serta Gubernur Bank Sentral China Yi Gang.

Langkah yang diambil oleh Washington dan Beijing langsung memantik aksi beli investor untuk kembali menggelontorkan dana di aset-aset beresiko, seperti pasar saham di Benua Kuning.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular