
Dua Hari Menguat, Dolar Singapura Akhirnya KO Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Kamis (12/9/19), setelah mencatat penguatan dua hari berturut-turut.
Pada pukul 14:30 WIB, dolar Singapura berada di level Rp 10.175,22 di pasar spot, melansir data Refinitiv. Mata Uang Negeri Merlion ini melemah 0,15% dibandingkan penutupan perdagangan Rabu kemarin.
Secara fundamental dilihat dari data ekonomi terbaru, Singapura sedang kalah dari Indonesia. Aktivitas manufaktur Singapura mengalami kontraksi di bulan Agustus, pertumbuhan ekonomi melambat, dan inflasi sangat rendah.
Pemerintah Singapura sampai harus memangkas tajam proyeksi pertumbuhan ekonominya tahun ini menjadi 0-1% dari 1,5-2,5%.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan data cadangan devisa yang meningkat, serta kenaikan penjualan eceran di bulan Agustus.
Keadaan yang berbanding terbalik tersebut membuat dolar Singapura melemah hingga mencapai level terlemah sejak Januari 2018 di awal pekan ini.
Sementara pada hari ini, hubungan Amerika Serikat dengan China yang semakin mesra membuat sentimen pelaku pasar semakin membaik.
Pemerintah Tiongkok Rabu kemarin menghapus pengenaan bea masuk untuk importasi 734 produk AS di antaranya daging sapi, daging babi, kedelai, dan tembaga. Presiden AS Donald Trump memuji langkah ini. Menurut Trump, Beijing sudah melakukan langkah besar.
Akibatnya aliran investasi masuk ke aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi. Dampaknya rupiah kembali mengalahkan dolar Singapura.
Pelemahan dolar Singapura di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank pada pukul 14:45 WIB
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank BNI | 13.989 | 14.044 |
Bank BRI | 13.940 | 14.080 |
Bank Mandiri | 14.000 | 14.040 |
Bank BTN | 13.968 | 14.118 |
Bank BCA | 13.997 | 14.015 |
CIMB Niaga | 13.950 | 14.150 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
