
Ulasan Teknikal Saham
Saham EMTK Anjlok karena Bukalapak, Arah Teknikal ke Mana?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
11 September 2019 13:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) kembali terkoreksi, hal ini terkait dengan Bukalapak yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang diperkirakan mencapai ratusan orang.
Bukalapak merupakan cucu perusahaan EMTK melalui anak perusahaannya, PT Kreatif Media Karya (KMK). KMK merupakan pemegang saham utama di Bukalapak dengan porsi 35,17%. Sedangkan, KMK dimiliki sepenuhnya oleh EMTK dengan porsi 99,99%.
Hingga penutupan bursa saham pada sesi I, harga saham EMTK terpangkas 200 poin atau 3,17% ke level Rp 6.100/unit saham. Investor asing turut melakukan jual bersih (net foreign sell/NFS) hingga Rp 159 juta.
Secara teknikal, harga saham Elang Mahkota sedang mengalami tren penurunan (downtrend), hal ini terkonfirmasi dari kinerja harga sahamnya yang terkoreksi sebesar 30,6% sejak awal tahun. Tekanan dalam jangka panjang terlihat dari posisi harganya yang bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam 200 hari terakhir (moving average/MA200).
Dalam jangka pendek harga sahamnya berpotensi masih tertekan, hal ini terlihat dari posisi yang bergerak di bawah MA5. Bahkan ada potensi sahamnya menguji level Rp 5.700/saham dalam 3 minggu hingga 3 bulan ke depan.
Pengurangan karyawan oleh Bukalapak ini menjadi sentimen negatif kedua bagi saham tersebut, pasalnya belum lama ini perusahaan menghentkan operasional lini bisnis layanan TV berbayarnya yakni Nexmedia.
Head of Corporate Communication Bukalapak Intan Wibisono, mengatakan bahwa Bukalapak perlu menata diri setelah tumbuh menjadi besar secara cepat dalam waktu singkat.
"Di skala perusahaan seperti ini tentunya kami perlu untuk menata diri dan mulai beroperasi layaknya perusahaan yang sudah dewasa atau bisa kami sebut sebagai a grown up company," ujarnya kepada CNBC Indonesia melalui layanan WhatsApp, Selasa (10/9/2019).
Intan Wibisono menambahkan langkah yang diambil untuk menjamin visi Bukalapak untuk terus tumbuh sebagai e-commerce berkelanjutan dalam jangka panjang. "Keberlanjutan penting bagi kami ketika pertumbuhan GMW [gross merchandise value] menjadi indikator penting bagi e-commerce," jelas Intan Wibisono.
"Perusahaan kami telah berkembang ke tahap selanjutnya dan telah berhasil menghasilkan peningkatan dalam monetisasi, memperkuat profitabilitas, yang berjalan dengan baik dan bahkan di atas harapan kami. Yang jelas kami menata diri secara terbatas dan selektif supaya kami bisa fokus untuk bisa implementasi strategi bisnis jangka panjang."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Bukalapak merupakan cucu perusahaan EMTK melalui anak perusahaannya, PT Kreatif Media Karya (KMK). KMK merupakan pemegang saham utama di Bukalapak dengan porsi 35,17%. Sedangkan, KMK dimiliki sepenuhnya oleh EMTK dengan porsi 99,99%.
Hingga penutupan bursa saham pada sesi I, harga saham EMTK terpangkas 200 poin atau 3,17% ke level Rp 6.100/unit saham. Investor asing turut melakukan jual bersih (net foreign sell/NFS) hingga Rp 159 juta.
Dalam jangka pendek harga sahamnya berpotensi masih tertekan, hal ini terlihat dari posisi yang bergerak di bawah MA5. Bahkan ada potensi sahamnya menguji level Rp 5.700/saham dalam 3 minggu hingga 3 bulan ke depan.
![]() |
Pengurangan karyawan oleh Bukalapak ini menjadi sentimen negatif kedua bagi saham tersebut, pasalnya belum lama ini perusahaan menghentkan operasional lini bisnis layanan TV berbayarnya yakni Nexmedia.
Head of Corporate Communication Bukalapak Intan Wibisono, mengatakan bahwa Bukalapak perlu menata diri setelah tumbuh menjadi besar secara cepat dalam waktu singkat.
"Di skala perusahaan seperti ini tentunya kami perlu untuk menata diri dan mulai beroperasi layaknya perusahaan yang sudah dewasa atau bisa kami sebut sebagai a grown up company," ujarnya kepada CNBC Indonesia melalui layanan WhatsApp, Selasa (10/9/2019).
Intan Wibisono menambahkan langkah yang diambil untuk menjamin visi Bukalapak untuk terus tumbuh sebagai e-commerce berkelanjutan dalam jangka panjang. "Keberlanjutan penting bagi kami ketika pertumbuhan GMW [gross merchandise value] menjadi indikator penting bagi e-commerce," jelas Intan Wibisono.
"Perusahaan kami telah berkembang ke tahap selanjutnya dan telah berhasil menghasilkan peningkatan dalam monetisasi, memperkuat profitabilitas, yang berjalan dengan baik dan bahkan di atas harapan kami. Yang jelas kami menata diri secara terbatas dan selektif supaya kami bisa fokus untuk bisa implementasi strategi bisnis jangka panjang."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular