
AS, OPEC, dan Rusia Bikin Harga Minyak Galau
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 September 2019 08:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak variatif di perdagangan pagi ini. Harga brent turun, tetapi light sweet masih bisa naik tipis.
Pada Jumat (6/9/2019) pukul 08:05 WIB, harga minyak jenis brent terkoreksi 0,25%. Namun light sweet naik tipis 0,02%.
Tidak banyak sentimen yang mempengaruhi pergerakan harga si emas hitam hari ini. Di satu sisi, ada faktor yang bisa mendongkrak harga yaitu stok minyak Amerika Serikat (AS).
US Energy Information Administration mencatat stok minyak mentah AS anjlok 4,8 juta barel menjadi 423 juta barel pada pekan lalu. Penurunan ini menjadi koreksi mingguan terdalam sejak Oktober 2018.
"Laporan EIA ini semestinya membuat pasar minyak menjadi bullish," ujar Bob Yawger, Director of Energy Futures di Mizuho yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Namun di sisi lain, ada sentimen yang menekan pergerakan harga minyak. Survei Reuters menyebutkan, produksi minyak di 14 anggota Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) pada Agustus mencapai 29,61 juta barel/hari. Naik 800.000 barel/hari dibandingkan bulan sebelumnya.
Tidak cuma OPEC, produksi minyak di Rusia pun melonjak. Bulan lalu, produksi minyak di Negeri Beruang Merah tercatat 11,29 juta barel/hari. Naik dibandingkan posisi Juli yaitu 11,15 juta barel/hari.
Produksi minyak Rusia juga melebihi batas atas produksi yang disepakati oleh OPEC yaitu 11,17-11,18 juta barel/hari. Meski begitu, Moskow tetap berkomitmen untuk memenuhi kuota produksi.
"Rusia tetap mengarahkan produksi untuk mematuhi kuota. Negara-negara OPEC dan non OPEC akan berdiskusi seputar situasi pasar dalam pertemuan 12 September," kata Alexander Novak, Menteri Energi Rusia, seperti diwartakan Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Harga Minus, Beli Minyak Dapat Duit!
Pada Jumat (6/9/2019) pukul 08:05 WIB, harga minyak jenis brent terkoreksi 0,25%. Namun light sweet naik tipis 0,02%.
US Energy Information Administration mencatat stok minyak mentah AS anjlok 4,8 juta barel menjadi 423 juta barel pada pekan lalu. Penurunan ini menjadi koreksi mingguan terdalam sejak Oktober 2018.
"Laporan EIA ini semestinya membuat pasar minyak menjadi bullish," ujar Bob Yawger, Director of Energy Futures di Mizuho yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Namun di sisi lain, ada sentimen yang menekan pergerakan harga minyak. Survei Reuters menyebutkan, produksi minyak di 14 anggota Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) pada Agustus mencapai 29,61 juta barel/hari. Naik 800.000 barel/hari dibandingkan bulan sebelumnya.
Tidak cuma OPEC, produksi minyak di Rusia pun melonjak. Bulan lalu, produksi minyak di Negeri Beruang Merah tercatat 11,29 juta barel/hari. Naik dibandingkan posisi Juli yaitu 11,15 juta barel/hari.
Produksi minyak Rusia juga melebihi batas atas produksi yang disepakati oleh OPEC yaitu 11,17-11,18 juta barel/hari. Meski begitu, Moskow tetap berkomitmen untuk memenuhi kuota produksi.
"Rusia tetap mengarahkan produksi untuk mematuhi kuota. Negara-negara OPEC dan non OPEC akan berdiskusi seputar situasi pasar dalam pertemuan 12 September," kata Alexander Novak, Menteri Energi Rusia, seperti diwartakan Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Harga Minus, Beli Minyak Dapat Duit!
Most Popular