AS-China Siap Bertemu, Bursa Saham Asia Berbinar

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
05 September 2019 17:08
Indeks Nikkei 225 melesat 2,12%, Kospi naik 0,82%, Straits Times naik 0,53%, Shanghai Composite naik 0,96%.
Bursa Saham Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
Jakarta, CNBC Indonesia - Layaknya kemarin, bursa saham utama kawasan Asia kembali ditutup menguat hari ini. Kondisi global yang kondusif membuat investor berani masuk ke aset berisiko di Benua Kuning.

Hari ini, Kamis (5/9/2019), indeks Nikkei 225 melesat 2,12%, Kospi menguat 0,82%, Straits Times naik 0,53%, dan Shanghai Composite menguat 0,96%. Hanya indeks Hang Seng yang ditutup melemah tipis hampit flat yaitu minus 0,03%.

Sentimen besar yang begitu mempengaruhi pasar hari ini adalah rencana dialog dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Kementerian Perdagangan China mengungkapkan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Gubernur Bank Sentral China (PBoC) Yi Gang menelepon Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada 5 September. Mereka sepakat untuk melanjutkan dialog dagang di Washington pada awal Oktober, dilansir dari Reuters.

Sebelum pertemuan Oktober, akan ada dialog level deputi yang dihelat pada pertengahan September. "Pertemuan pada pertengahan September akan menjadi dasar bagi perkembangan yang signifikan," sebut Juru Bicara Kantor Perwakilan Dagang AS, seperti diberitakan Reuters.

Juru bicara kantor perwakilan dagang AS juga mengkonfirmasi bahwa Lighthizer dan Mnuchin berbicara dengan Liu dan mengatakan mereka setuju untuk mengadakan diskusi dagang level deputi 'dalam beberapa minggu mendatang.'

Meskipun mundur dari rencana awal yakni bulan September, kabar ini sudah cukup membuat pelaku pasar happy. Asa damai dagang masing ada. Alhasil, investor memilih untuk tidak lagi bermain aman dan aset-aset beresiko di negara berkembang kembali diburu.

Selain itu, pasar sedikit lega karena ada harapan situasi Hong Kong tidak lagi dipanaskan oleh gelombang demokrasi. Pemimpin Hong Kong Carrie Lam menyatakan pemerintah menarik rancangan undang-undang ekstradisi.

Akan tetapi, ada kemungkinan pengunjuk rasa belum cukup puas dengan keputusan tersebut. Pasalnya, pembatalan RUU ekstradisi hanyalah satu dari lima tuntutan yang diajukan oleh pendemo.

Tuntutan lainnya meliputi kebebasan berpendapat dan Pemilu yang demokratis. Ada pula pencabutan kata 'pembuat kerusuhan' yang selalu dilabelkan pemerintah pada pendemo dan pembebasan para aktivis pro-demokrasi yang ditangkap selama ini, seperti dilansir AFP.

Selain itu, para pengunjuk rasa juga menilai tindakan Lam yang baru menarik RUU Ekstradisi kemarin sudah kadaluarsa. Bahkan melalui media sosial, salah satu penggerak demo bernama Joshua Wong meminta 'kampanye demokratisasi' di Hong Kong tetap dilakukan, dikutip dari AFP.


TIM RISET CNCB INDONESIA


(dwa/dwa) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular