Sentimen Positif Hong Kong dan Inggris Tak Mampu Sokong SUN

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
04 September 2019 21:14
Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup beragam dengan kecenderungan melemah terbatas pada perdagangan hari ini
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup beragam dengan kecenderungan melemah terbatas pada perdagangan hari ini meskipun dikepung sentimen positif dari Hong Kong dan Inggris Raya.

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.


SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 1,7 basis poin (bps) menjadi 6,79%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Selain karena faktor positif dari meredanya ketegangan di Hong Kong karena batalnya rencana aturan baru tentang ekstradisi dan media, angin positif juga datang dari Inggris.

Pemerintahan Inggris yang dipimpin Perdana Menteri Boris Johnson kalah dalam pemungutan suara di parlemen terkait usulan pengunduran diri negara itu dari Uni Eropa (Brexit) tanpa kesepakatan (non-deal Brexit). Hal itu menurunkan potensi (non-deal Brexit), padahal non-deal Brexit mengancam pertumbuhan ekonomi Inggris Raya dan dunia.

 

 

Yield Obligasi Negara Acuan 4 Sep'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 3 Sep'19 (%)

Yield 4 Sep'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 4 Sep'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.777

6.794

1.70

6.7231

FR0078

10 tahun

7.36

7.351

-0.90

7.3003

FR0068

15 tahun

7.756

7.771

1.50

7.7515

FR0079

20 tahun

7.869

7.885

1.60

7.8545

Avg movement

0.97

Sumber: Refinitiv


TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article Market Bites: WIKA Siap Galang Dana dari Obligasi dan Sukuk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular