Ulasan Teknikal IHSG

Potensi Menguat Ada, Tapi IHSG Akan Dihantui Fluktuasi Dahulu

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
30 August 2019 07:16
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu ditutup menguat setelah sempat terjebak di zona merah Kamis.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu ditutup menguat setelah sempat terjebak di zona merah, IHSG mengakhiri perdagangan dengan kenaikan 0,12% ke level 6.289 pada perdagangan hari Kamis (29/08/2019).

Untuk perdagangan hari ini Jumat (30/08/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas. Rentang perdagangan IHSG diperkirakan berada pada level 6.250 hingga 6.325.

Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama menguat karena karena pernyataan Cina yang teduh terkait perang dagang. Indeks Dow Jones melesat 1,25%, indeks S&P 500 menguat 1,27%, dan indeks Nasdaq Composite terbang 1,48%.

Bursa Wall Street menguat pada perdagangan Kamis (29/8/2019) waktu setempat, hal ini dilatarbelakangi pernyataan dari pihak Cina yang menyatakan bahwa pihaknya ingin menyelesaikan persoalan dagang dengan AS dengan sikap "tenang".

Dari dalam negeri, investor lokal yang kembali memborong saham-saham di bursa membuat IHSG mampu berakhir di zona hijau. Sebelum perdagangan ditutup, IHSG sempat tenggelam di zona merah karena aksi jual investor asing (net sell) yang mencapai Rp 214 miliar kemarin.

Secara teknikal, IHSG kembali menunjukkan pergerakan yang mengarah kepada fluktuasi mengingat terbentuknya kembali pola flat (doji) pada perdagangan kemarin. Pola tersebut terbentuk karena jarak antara level pembukaan hanya berselisih 1 poin dengan level penutupan, yang menunjukkan IHSG tidak ke mana-mana alias stagnan.
Potensi Menguat Ada, Tapi IHSG Akan Dihantui Fluktuasi DahuluSumber: Refinitiv
Kecenderungan menguat hari ini masih ada, terlihat dari posisinya yang masih bergerak di atas rata-rata harganya selama lima hari atau moving average five/MA5 (garis hijau pada grafik).

Pada indikator Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum, cenderung mengarah naik dengan menguji level jenuh belinya (overbought) yang ditunjukkan garis berwarna biru.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular