Ulasan Teknikal IHSG

Situasi Global Tak Kondusif, IHSG Cenderung Fluktuatif Besok

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
28 August 2019 19:18
IHSG ditutup menguat tipis 0,06% ke 6.281, Rabu. Kondisi tak menentu dari perkembangan ekonomi global membuat penguatan IHSG tertahan.
Foto: Gedung Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu ditutup menguat meski tipis, hanya 0,06%, ke level 6.281, Rabu (28/08/2019). Kondisi tak menentu dari perkembangan ekonomi global membuat penguatan IHSG menjadi tertahan.

Penguatan IHSG memang sudah terbaca kala dibuka menguat sebesar 0,18%, akibat sentimen positif dari masifnya aksi beli investor domestik yang berlangsung sejak kemarin. Selang empat menit kemudian, IHSG mencapai level puncaknya pada 6.306.

Selepas itu IHSG bergerak turun dan bergerak nyaman di zona negatif. Pelaku pasar terlihat masih digelayuti kekhawatiran melihat perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China sehingga tak berani agresif memborong saham.

Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada tanggal 1 September, di mana Presiden AS Donald Trump akhir pekan lalu mengumumkan impor produk-produk asal China senilai total US$ 300 miliar akan dikenakan bea masuk 15%, atau lebih tinggi dari rencana awal yaitu 10%.

"Mulai 1 Oktober, impor produk China senilai US$ 250 miliar yang saat ini dikenai tarif 25% akan naik menjadi 30%. Sebagai tambahan, impor baru senilai US$ 300 miliar yang awalnya dikenakan tarif 10% dinaikkan menjadi 15% berlaku 1 September. Terima kasih atas perhatiannya!" demikian cuit Trump di Twitter.

Akibat sentimen negatif dari perang dagang tersebut, IHSG sesi I ditutup di zona merah dengan pelemahan 0,04% ke 6.280. Pada sesi II, IHSG kembali melemah bahkan semakin dalam, salah satunya dipicu kabar dari Inggris di mana PM Boris Johnson dikabarkan akan membekukan parlemen Inggris setelah kembali dari masa reses musim panas.

Pelaku pasar pun cenderung melepas saham dan beralih ke instrumen lain seperti mata uang dolar dan emas. Akibatnya, IHSG terkoreksi hingga mencapai titik terendahnya pada pukul 15:06 WIB di level 6.267 atau secara persentase melemah 0,17%. Pelemahan tersebut juga didorong investor asing yang membukukan jual bersih (net sell) Rp 214 miliar.

Jelang penutupan, aksi beli investor lokal lagi-lagi menyelamatkan IHSG dari zona merah sehingga indeks dapat berakhir di zona hijau. Saham-saham sektor konsumer dan industri dasar menjadi buruan utama pelaku pasar dengan penguatan masing-masing sektor sebesar 1,14% dan 1,22%.

Secara teknikal, IHSG cenderung berfluktuasi seiring terbentuknya pola flat (doji). Pola tersebut menandakan bahwa IHSG sebenarnya tidak ke mana-mana.
Sumber: Refinitiv
Kecenderungan untuk menguat sebenarnya tetap ada, yang terlihat dari posisinya yang bergerak di atas rata-rata harganya selama lima hari terakhir atau moving average five/MA5 (garis hijau pada grafik).

Baik ruang penguatan maupun pelemahan terbuka, karena IHSG berada di area netral menurut indikator Relative Strength Index (RSI) yang mengukur tingkat kejenuhan pergerakan pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular