Ulasan Teknikal IHSG
Menunggu Efek Pemangkasan Suku Bunga, Ruang Reli IHSG Terbuka
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
23 August 2019 14:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Tuah dari penurunan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) masih bertaji, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hampir mampu keluar dari tekanan dan perdagangan sesi I ditutup dengan koreksi hanya 0,07% ke level 6.234.
Untuk perdagangan hari ini Jumat (23/08/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan ditutup dengan penguatan. Rentang perdagangan sesi II diperkirakan pada level 6.225 hingga 6.275.
Sementara itu, bursa utama rata-rata bergerak menguat. Indeks Nikkei 225 naik 0,41%, Indeks Shanghai terapresiasi 0,35%, Kospi naik 0,12%, Hang Seng naik 0,47%.
Investor malam nanti akan mengarahkan perhatiannya pada Jackson Hole, di mana pengambil kebijakan AS berkumpul untuk menghadiri symposium tahunan mengenai kebijakan moneter. Perhelatan utama jatuh pada Jumat waktu setempat (Sabtu dini hari WIB) ketika Gubernur The Fed Jerome Powell memberikan pidato kunci.
Sinyal kekhawatiran pasar akan risiko resesi terlihat dari anjloknya kembali imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun di bawah imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun atau membentuk kurva inversi imbal hasil.
Maklum saja, Presiden AS Donald Trump masih semangat melancarkan perang dagang terhadap China, dan bahkan terhadap beberapa sekutunya, termasuk negara-negara Uni Eropa. Lemahnya data manufaktur AS menambah kekhawatiran. Rilis IHS Markit mencatat aktivitas manufaktur AS terkontraksi bulan ini, atau yang pertama dalam nyaris 10 tahun terakhir.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day RR sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Sentimen positif dari kebijakan BI tersebut berpotensi menipiskan pelemahan sektor keuangan yang masih terkoreksi 0,53% dan sektor properti yang terkoreksi 0,1%.
Hanya saja investor asing masih jadi pemberat dengan terus melepas kepemilikan sahamnya di bursa. Hingga sesi I, asing mencatatkan jual bersih (net sell) mencapai Rp 110 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, ada harapan IHSG akan menutup pekan ini dengan penguatan seiring terbentuknya pola palu atau hammer pada penutupan perdagangan kemarin. Pola tersebut menggambarkan adanya tekanan beli sehingga tercipta ekor atau garis pada pola grafik tersebut.
Selain itu, level jenuh belinya (overbought) masih cukup jauh sehingga ruang penguatannya masih terbuka, mengacu pada indikator Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum pergerakan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Untuk perdagangan hari ini Jumat (23/08/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan ditutup dengan penguatan. Rentang perdagangan sesi II diperkirakan pada level 6.225 hingga 6.275.
Sementara itu, bursa utama rata-rata bergerak menguat. Indeks Nikkei 225 naik 0,41%, Indeks Shanghai terapresiasi 0,35%, Kospi naik 0,12%, Hang Seng naik 0,47%.
Sinyal kekhawatiran pasar akan risiko resesi terlihat dari anjloknya kembali imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun di bawah imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun atau membentuk kurva inversi imbal hasil.
Maklum saja, Presiden AS Donald Trump masih semangat melancarkan perang dagang terhadap China, dan bahkan terhadap beberapa sekutunya, termasuk negara-negara Uni Eropa. Lemahnya data manufaktur AS menambah kekhawatiran. Rilis IHS Markit mencatat aktivitas manufaktur AS terkontraksi bulan ini, atau yang pertama dalam nyaris 10 tahun terakhir.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day RR sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Sentimen positif dari kebijakan BI tersebut berpotensi menipiskan pelemahan sektor keuangan yang masih terkoreksi 0,53% dan sektor properti yang terkoreksi 0,1%.
Hanya saja investor asing masih jadi pemberat dengan terus melepas kepemilikan sahamnya di bursa. Hingga sesi I, asing mencatatkan jual bersih (net sell) mencapai Rp 110 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, ada harapan IHSG akan menutup pekan ini dengan penguatan seiring terbentuknya pola palu atau hammer pada penutupan perdagangan kemarin. Pola tersebut menggambarkan adanya tekanan beli sehingga tercipta ekor atau garis pada pola grafik tersebut.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular