Investor Asing Jadi Pemberat, IHSG Berpotensi Melemah Lagi

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
21 August 2019 20:06
Sempat menguat pada awal perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup melemah 0,68% pada level 6.252.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta,CNBC Indonesia - Sempat menguat pada awal perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup melemah 0,68% ke level 6.252, Rabu (21/08/2019). Faktor global dan dalam negeri yang masih kurang bersahabat berpotensi menjadi pemicu penurunan indeks besok.

IHSG memulai perdagangan dengan dibuka melemah 0,08%, sebagai imbas dari pelemahan Wall Street. IHSG kemudian mampu bangkit dan bergerak di zona hijau karena didorong aksi beli investor lokal yang kembali mengoleksi saham-saham kategori blue chips yang sudah terkoreksi.

Penguatan tersebut semakin lama terkikis hingga IHSG kembali masuk zona merah Pada pukul 10:15 WIB, penyebabnya adalah investor asing yang terus melepas kepemilikan sahamnya. IHSG sesi I pun ditutup dengan koreksi 0,58% ke level 6.258. Asing tercatat membukukan jual bersih (net sell) sebesar Rp 655 miliar di pasar reguler hari ini.

Memasuki sesi II, belum ada tanda-tanda pelemahan IHSG berkurang, malah IHSG ditutup melemah lebih dalam dibandingkan penutupan sesi I. Ketidakmampuan IHSG beranjak dari zona merah salah satunya karena sentimen dari kebijakan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate, yang akan diumumkan besok Kamis (22/08/2019).

Berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, Bank Indonesia (BI) diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% untuk rapat bulan ini. Empat dari 13 ekonom dalam pembentukan konsensus tersebut memperkirakan BI 7 Day RR akan turun 25 basis poin (bps) ke 5,5%. Sedangkan sisanya memperkirakan BI 7 Day RR akan ditahan.

Secara teknikal, IHSG kembali memberikan sinyal akan pelemahan seiring posisinya yang mulai bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir atau garis moving average/MA5 (garis berwarna hijau).

Selain itu, pola yang terbentuk adalah lilin hitam (black candle) dengan badan "body" yang lebih panjang dibandingkan pola yang terbentuk kemarin.

Secara momentum, IHSG belum menyentuh wilayah jenuh jualnya (oversold) sehingga ruang pelemahannya kembali terbuka, jika mengacu pada indikator Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum fluktuasi pergerakan.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular