
Telkom: Mau Akuisisi Menara Iya, Tapi e-Commerce Tunggu Dulu!
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
19 August 2019 16:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajamen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menyatakan hingga saat ini pihaknya masih terus mempertimbangkan mengenai rencana mengakuisisi 51% perusahaan e-commecerce Bhinneka yang mengemuka belakangan ini.
Direktur Keuangan Telkom, Harry M Zen, perseroan juga belum memutuskan kapan rencana transaksi akuisisi tersebut berikut pendanaan yang disiapkan untuk aksi korporasi tersebut.
"Bhinneka kita belum putuskan, masih direview terus sampai saat ini, mengenai dananya berapa belum bisa kami jawab," kata Harry M Zen, saat paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Senin (19/8/2019).
Harry juga enggan menyebut, jika akuisisi terealisasi, kemungkinan merger Bhinneka dengan Blanja.com, anak usaha Telkom yang bergerak di bisnis e-commerce yang bekerja sama dengan e-Bay. "Itu termasuk review yang kita lakukan saat ini," jelasnya.
Kabar mengenai akuisisi ini memang tidak dibantah perseroan. Hal ini terindikasi dari lembar konfirmasi yang disampaikan Andi Setiawan, VP Investor Relations Telkom kepada BEI pada Senin ini.
Kinerja BUMN: BRI Juara Laba, Telkom Jawara Omzet
[Gambas:Video CNBC]
Dalam lembar itu disebutkan, Telkom Indonesia memiliki visi untuk menjadi The King of Digital in the Region, oleh karena itu Telkom secara aktif melakukan transformasi untuk menjadi perusahaan telco digital.
"Berbagai aktivitas dilakukan dalam rangka memperkuat kemampuan digital termasuk melalui kegiatan partnership dan akuisisi serta terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan lain. Dengan demikian, Telkom secara aktif melakukan pendekatan dan pembicaraan dengan banyak pihak dalam rangka mengakselerasi Telkom untuk menjadi The King of Digital in the Region," lanjut Andi.
Dilihat dari capaian kinerja pada paruh pertama, Telkom membukukan pendapatan Rp 69,3 triliun, naik 7,7% dari periode yang sama tahun lalu Rp 64,4 triliun. Laba bersih Telkom juga naik 27,4% menjadi Rp 11,1 triliun dari sebelumnya Rp 8,7 triliun.
"Layanan Data, Internet dan Jasa IT terus menjadi pendorong pertumbuhan dan penyumbang pendapatan terbesar [Telkom], meningkat 23,8% YoY [year on year]. Layanan ini berkontribusi kepada 58,4% dari total pendapatan, tumbuh signifikan dari 50,9% di semester 1-2018," tulis manajemen Telkom, dalam dokumen paparan publik.
Sebulumnya, Manajemen Telkom membenarkan, anak usahanya yang bergerak di bisnis penyediaan menara pemancar telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel sedang dalam proses tender untuk membeli aset menara milik PT Indosat Tbk (ISAT).
Harry mengutarakan, proses transaksi itu belum final, sebab tender masih berjalan. Harry menyebut, Indosat memang akan melepas sebanyak 3.000 menara.
"Mitratel kita memang lagi ikutan, sedang proses penjualan tower Indosat, tentunya kalau memang Telkom Grup dinyatakan pemenang akan masuk ke Mitratel," kata Harry, saat paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (19/8/2019).
Dia juga enggan menjelaskan, berapa nilai investasi yang akan digelontorkan Mitratel untuk mengakuisisi menara Indosat tersebut. Mitratel, imbuh Harry, saat ini mengelola sekitar 12-13 ribu menara telekomunikasi.
"Untuk dana tidak ada masalah, tinggal bid kita menang atau tidak. Kita betul-betul ikuti prosesnya" katanya menambahkan.
(hps/hps) Next Article Telkom Dikabarkan Ingin Akuisisi Bhinneka.com
Direktur Keuangan Telkom, Harry M Zen, perseroan juga belum memutuskan kapan rencana transaksi akuisisi tersebut berikut pendanaan yang disiapkan untuk aksi korporasi tersebut.
"Bhinneka kita belum putuskan, masih direview terus sampai saat ini, mengenai dananya berapa belum bisa kami jawab," kata Harry M Zen, saat paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Senin (19/8/2019).
Harry juga enggan menyebut, jika akuisisi terealisasi, kemungkinan merger Bhinneka dengan Blanja.com, anak usaha Telkom yang bergerak di bisnis e-commerce yang bekerja sama dengan e-Bay. "Itu termasuk review yang kita lakukan saat ini," jelasnya.
Kabar mengenai akuisisi ini memang tidak dibantah perseroan. Hal ini terindikasi dari lembar konfirmasi yang disampaikan Andi Setiawan, VP Investor Relations Telkom kepada BEI pada Senin ini.
Kinerja BUMN: BRI Juara Laba, Telkom Jawara Omzet
[Gambas:Video CNBC]
Dalam lembar itu disebutkan, Telkom Indonesia memiliki visi untuk menjadi The King of Digital in the Region, oleh karena itu Telkom secara aktif melakukan transformasi untuk menjadi perusahaan telco digital.
"Berbagai aktivitas dilakukan dalam rangka memperkuat kemampuan digital termasuk melalui kegiatan partnership dan akuisisi serta terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan lain. Dengan demikian, Telkom secara aktif melakukan pendekatan dan pembicaraan dengan banyak pihak dalam rangka mengakselerasi Telkom untuk menjadi The King of Digital in the Region," lanjut Andi.
Dilihat dari capaian kinerja pada paruh pertama, Telkom membukukan pendapatan Rp 69,3 triliun, naik 7,7% dari periode yang sama tahun lalu Rp 64,4 triliun. Laba bersih Telkom juga naik 27,4% menjadi Rp 11,1 triliun dari sebelumnya Rp 8,7 triliun.
"Layanan Data, Internet dan Jasa IT terus menjadi pendorong pertumbuhan dan penyumbang pendapatan terbesar [Telkom], meningkat 23,8% YoY [year on year]. Layanan ini berkontribusi kepada 58,4% dari total pendapatan, tumbuh signifikan dari 50,9% di semester 1-2018," tulis manajemen Telkom, dalam dokumen paparan publik.
Sebulumnya, Manajemen Telkom membenarkan, anak usahanya yang bergerak di bisnis penyediaan menara pemancar telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel sedang dalam proses tender untuk membeli aset menara milik PT Indosat Tbk (ISAT).
Harry mengutarakan, proses transaksi itu belum final, sebab tender masih berjalan. Harry menyebut, Indosat memang akan melepas sebanyak 3.000 menara.
"Mitratel kita memang lagi ikutan, sedang proses penjualan tower Indosat, tentunya kalau memang Telkom Grup dinyatakan pemenang akan masuk ke Mitratel," kata Harry, saat paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (19/8/2019).
Dia juga enggan menjelaskan, berapa nilai investasi yang akan digelontorkan Mitratel untuk mengakuisisi menara Indosat tersebut. Mitratel, imbuh Harry, saat ini mengelola sekitar 12-13 ribu menara telekomunikasi.
"Untuk dana tidak ada masalah, tinggal bid kita menang atau tidak. Kita betul-betul ikuti prosesnya" katanya menambahkan.
(hps/hps) Next Article Telkom Dikabarkan Ingin Akuisisi Bhinneka.com
Most Popular