
Perang Dagang Masih Hot, Harga Emas Malah Bergerak Dua Arah
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
16 August 2019 10:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan harga emas dunia masih variatif dengan kecenderungan menguat pada pagi hari ini, Jumat (16/8/2019) seiring dengan masih berkecamuknya perang dagang AS-China.
Pada perdagangan hari ini pukul 09:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) menguat 0,13% ke level US$ 1.533,2/troy ounce (Rp 690.186/gram).
Adapun harga emas di pasar spot turun tipis 0,06% menjadi US$ 1.522/troy ounce (Rp 685.114/gram).
Di sesi perdagangan hari sebelumnya (15/8/2019) harga emas COMEX dan spot menguat masing-masing sebesar 0,22% dan 0,45%.
Perkembangan perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang semakin rumit membuat investor masih terus mempertahankan emas sebagai instrumen pelindung nilai (hedging).
Presiden AS, Donald Trump, kembali mengeluarkan pernyataan yang tidak terlalu positif terkait perang dagang.
"China, jujur saja, ingin sekali membuat kesepakatan (dagang). Namun kesepakatan itu harus sesuai dengan persyaratan kami. Kalau tidak, apa gunanya?" tegas Trump, seperti dikutip dari Reuters.
Kali ini Trump juga menyinggung permasalahan demo di Hong Kong dan membawanya ke pusaran perang dagang. Trump seakan memasukkan permasalahan Hong Kong ke dalam 'syarat' kesepakatan dagang dengan AS.
"China tentu ingin membuat kesepakatan. Namun biarkan mereka bekerja secara manusiawi di Hong Kong terlebih dulu. Saya tidak punya keraguan bahwa Presiden Xi ingin menyelesaikan masalah Hong Kong dengan cepat dan manusiawi. Pertemuan personal?" tulis Trump melalui akun Twitter pribadinya.
[Gambas:Twitter]
Sementara itu, pada hari Kamis (15/8/2019), pemerintah China telah berkomitmen untuk memberikan balasan atas tarif baru yang akan diberikan AS untuk produk asal China.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Keuangan China mengatakan bahwa tarif yang akan dikenakan AS merupakan pelanggaran terhadap hasil pertemuan Presiden China, Xi Jinping, pada KTT G20 akhir Juni silam, yaitu menyelesaikan sengketa dengan negosiasi, dikutip dari Reuters.
Sebagaimana yang telah diketahui, sebelumnya Trump mengancam akan memberikan tarif 10% terhadap produk impor asal China senilai US$ 300 miliar mulai 1 September 2019.
Namun belakangan, Trump menunda pengenaan tarif tersebut hingga 15 Desember 2019 atas alasan hari raya Natal. Dirinya ingin menjaga tingkat konsumsi yang biasanya memuncak menjelang Natal.
Namun, hingga kini nasib perang dagang masih tak pasti. Dengan Trump yang seringkali mengeluarkan pernyataan secara spontan melalui Twitter, pelaku pasar diliputi hawa ketidakpastian yang tinggi.
Tak heran harga emas masih cenderung menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/tas) Next Article Dahsyat! Harga Emas Bakal Tembus US$ 1.500/troy ounce
Pada perdagangan hari ini pukul 09:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) menguat 0,13% ke level US$ 1.533,2/troy ounce (Rp 690.186/gram).
Adapun harga emas di pasar spot turun tipis 0,06% menjadi US$ 1.522/troy ounce (Rp 685.114/gram).
Perkembangan perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang semakin rumit membuat investor masih terus mempertahankan emas sebagai instrumen pelindung nilai (hedging).
Presiden AS, Donald Trump, kembali mengeluarkan pernyataan yang tidak terlalu positif terkait perang dagang.
"China, jujur saja, ingin sekali membuat kesepakatan (dagang). Namun kesepakatan itu harus sesuai dengan persyaratan kami. Kalau tidak, apa gunanya?" tegas Trump, seperti dikutip dari Reuters.
Kali ini Trump juga menyinggung permasalahan demo di Hong Kong dan membawanya ke pusaran perang dagang. Trump seakan memasukkan permasalahan Hong Kong ke dalam 'syarat' kesepakatan dagang dengan AS.
"China tentu ingin membuat kesepakatan. Namun biarkan mereka bekerja secara manusiawi di Hong Kong terlebih dulu. Saya tidak punya keraguan bahwa Presiden Xi ingin menyelesaikan masalah Hong Kong dengan cepat dan manusiawi. Pertemuan personal?" tulis Trump melalui akun Twitter pribadinya.
[Gambas:Twitter]
Sementara itu, pada hari Kamis (15/8/2019), pemerintah China telah berkomitmen untuk memberikan balasan atas tarif baru yang akan diberikan AS untuk produk asal China.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Keuangan China mengatakan bahwa tarif yang akan dikenakan AS merupakan pelanggaran terhadap hasil pertemuan Presiden China, Xi Jinping, pada KTT G20 akhir Juni silam, yaitu menyelesaikan sengketa dengan negosiasi, dikutip dari Reuters.
Sebagaimana yang telah diketahui, sebelumnya Trump mengancam akan memberikan tarif 10% terhadap produk impor asal China senilai US$ 300 miliar mulai 1 September 2019.
Namun belakangan, Trump menunda pengenaan tarif tersebut hingga 15 Desember 2019 atas alasan hari raya Natal. Dirinya ingin menjaga tingkat konsumsi yang biasanya memuncak menjelang Natal.
Namun, hingga kini nasib perang dagang masih tak pasti. Dengan Trump yang seringkali mengeluarkan pernyataan secara spontan melalui Twitter, pelaku pasar diliputi hawa ketidakpastian yang tinggi.
Tak heran harga emas masih cenderung menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/tas) Next Article Dahsyat! Harga Emas Bakal Tembus US$ 1.500/troy ounce
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular