
Kinerja Susut, Saham Indofarma Anjlok Hingga 60% Lebih
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
12 August 2019 11:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Kerugian yang diderita PT Indofarma Tbk (INAF) dalam tiga tahun terakhir membawa sahamnya anjlok hingga 67% sepanjang tahun ini, hingga Senin (12/08/2019). Hari ini, saham ini diketahui banyak dicari investor di mesin pencari google.
Pada pukul 11.15 WIB, saham INAF diperdagangkan pada level harga Rp 2.130/unit saham, atau tidak mengalami perubahan dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Volume transaksi sahamnya mencapai 1,66 juta unit senilai Rp 3,63 miliar.
Sejak tahun 2016, perusahaan farmasi pelat merah tersebut sudah tidak pernah mencicipi manisnya laba bersih meski pendapatannya naik-turun, berikut daftar kerugian dan pendapatan Indofarma:
Demi mengifisiensikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang farmasi, Kementerian BUMN akan menyelesaikan pembentukan induk usaha (holding) BUMN Farmasi pada tahun ini. Nantinya PT Bio Farma (Persero) akan ditunjuk sebagai induk usaha membawahi PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF), PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF).
Direktur Utama KAEF, Honesti Basyir mengatakan ketiga perusahaan farmasi ini akan memberikan kontribusi positif bagi holding. Fokus bisnis masing-masing perusahaan akan disinergikan.
Bio Farma akan cukup kuat dalam hal vaksin, sementara Indofarma lebih menonjol untuk urusan obat. Adapun Kimia Farma unggul dalam hal value chain dan distribusi sehingga akan saling melengkapi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Indofarma-Quantum Laboratoris Sinergi Produksi & Pemasaran
Pada pukul 11.15 WIB, saham INAF diperdagangkan pada level harga Rp 2.130/unit saham, atau tidak mengalami perubahan dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Volume transaksi sahamnya mencapai 1,66 juta unit senilai Rp 3,63 miliar.
Sejak tahun 2016, perusahaan farmasi pelat merah tersebut sudah tidak pernah mencicipi manisnya laba bersih meski pendapatannya naik-turun, berikut daftar kerugian dan pendapatan Indofarma:
Demi mengifisiensikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang farmasi, Kementerian BUMN akan menyelesaikan pembentukan induk usaha (holding) BUMN Farmasi pada tahun ini. Nantinya PT Bio Farma (Persero) akan ditunjuk sebagai induk usaha membawahi PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF), PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF).
Direktur Utama KAEF, Honesti Basyir mengatakan ketiga perusahaan farmasi ini akan memberikan kontribusi positif bagi holding. Fokus bisnis masing-masing perusahaan akan disinergikan.
Bio Farma akan cukup kuat dalam hal vaksin, sementara Indofarma lebih menonjol untuk urusan obat. Adapun Kimia Farma unggul dalam hal value chain dan distribusi sehingga akan saling melengkapi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Indofarma-Quantum Laboratoris Sinergi Produksi & Pemasaran
Most Popular