Bursa Asia Memerah Sepekan! Koreksi IHSG Paling Minim

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
10 August 2019 15:00
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini bisa dikatakan terseok-seok.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini bisa dikatakan terseok-seok setelah terkoreksi sebesar 0,91% ke level 6.282, Jumat kemarin (9/8/2019). Meski melemah, nyatanya bursa saham Indonesia ini cukup minim koreksinya dibandingkan bursa utama lain (kecuali Malaysia -0,72%).

Data perdagangan mencatat, beberapa indeks saham utama di kawasan Asia yang berguguran dalam sepekan yakni: Nikkei 225 di Jepang minus 1,91%, Shanghai anjlok 3,25%, Kospi di Korea Selatan amblas 3,02%, Hang Seng di Hong Kong amblas 3,64%, Straits Times Singapura terpangkas 2,83%, ASX All di Australia terperosok 2,67%.

Berikut grafik lengkapnya:





Padahal pekan ini, sentimen dari dalam negeri cukup ganas. IHSG pada awal pekan ditutup anjlok 2,59% pada level 6.175. Penyebabnya adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh hanya sebesar 5,05% seperti diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Angka tersebut semakin turun jika melihat pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 yang meningkat 5,07%. Hal ini membuat IHSG tidak bisa "move on" pada dua hari perdagangan di awal pekan.

Selanjutnya IHSG kembali menguat selama tiga hari beruntun (Rabu-Kamis-Jumat) berkat aksi beli investor lokal yang mencatatkan beli bersih (net buy) hingga Rp 3,18 triliun.

Meski data yang keluar pada akhir pekan terbilang kurang baik, pelaku pasar dalam negeri tidak terlalu risau. Bank Indonesia (BI) merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2019 membukukan defisit US$ 1,98 miliar. Padahal pada kuartal sebelumnya, NPI mampu menorehkan surplus US$ 2,42 miliar.

Pos pada NPI yang menjadi sorotan utama yakni transaksi berjalan (current account), yang mana terjadi defisit US$ 8,44 miliar atau 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya yaitu minus US$ 6,97 miliar (2,6% PDB).

Bursa Asia Berguguran, Koreksi IHSG Termasuk Paling MinimFoto: Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Menteri Keuangan Steven Mnuchin, Menteri Perdagangan Wilbur Ross, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow dan penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro berpose untuk foto dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He, wakil menteri China dan pejabat senior sebelum dimulainya Pembicaraan perdagangan AS-Cina di Gedung Putih di Washington, AS, 21 Februari 2019. (REUTERS / Joshua Roberts)

Dari global, ada kekhawatiran dari para pelaku pasar Asia bahwa perang dagang AS-China akan tereskalasi menjadi perang mata uang. Seperti diketahui, pada hari Kamis (01/08/2019), Presiden Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang belum terdampak perang dagang.


Kebijakan tersebut akan diberlakukan tanggal 1 September. Trump juga menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.

Melansir CNBC International, People's Bank of China (PBOC) selaku bank sentral China menetapkan titik tengah yuan pada hari ini di level 7,0136/dolar AS, lebih lemah dibandingkan titik tengah pada perdagangan kemarin di level 7,0039/dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular