Ini Penyebab Rupiah Bisa Melemah ke Rp 14.300/US$
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
06 August 2019 10:55
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Dolar AS sudah menembus level Rp 14.300.
Pada Selasa (5/8/2019) pukul 09:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.325. Rupiah melemah 0,53% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rupiah memang sudah menunjukkan pelemahan sejak awal bulan Agustus ini. Ada banyak faktor yang mempengaruhi terutama dari eksternal.
Josua menyebutkan, setidaknya ada 4 faktor eksternal yang membuat rupiah terus tertekan, mulai dari memanasnya perang dagang hingga The Fed yang lebih dovish. Pertama, statement Fed yang less-dovish setelah sesuai perkiraan memangkas suku bunga acuannya pada rapat FOMC bulan Juli lalu.
Kedua, pernyataan presiden AS Donald Trump terkait rencana pengenaan tarif impor sebesar 10% pada produk China yang mencapai US$ 200 miliar. Ketiga, pernyataan balasan dari pemerintah China yang juga akan melakukan penyesuaian untuk mengantisipasi dampak dari makin memanasnya perang dagang dengan AS.
Keempat, melemahnya nilai tukar Yuan secara signifikan terhadap dollar AS di tengah memanasnya tensi dagang dengan AS.
"Pelemahan dari nilai tukar China tersebut mendorong sentimen negatif di pasar keuangan negara berkembang sehingga mendorong koreksi domestik seperti pasar saham, obligasi dan nilai tukar," ujar Josua kepada CNBC Indonesia, Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Sementara itu, dalam perdagangan hari ini, ia memproyeksi rupiah akan berada dikisaran Rp14.345-Rp14.355 per dollar atau melemah sekitar 2,35% dibandingkan dengan akhir bulan Juli lalu.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Pada Selasa (5/8/2019) pukul 09:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.325. Rupiah melemah 0,53% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rupiah memang sudah menunjukkan pelemahan sejak awal bulan Agustus ini. Ada banyak faktor yang mempengaruhi terutama dari eksternal.
Kedua, pernyataan presiden AS Donald Trump terkait rencana pengenaan tarif impor sebesar 10% pada produk China yang mencapai US$ 200 miliar. Ketiga, pernyataan balasan dari pemerintah China yang juga akan melakukan penyesuaian untuk mengantisipasi dampak dari makin memanasnya perang dagang dengan AS.
Keempat, melemahnya nilai tukar Yuan secara signifikan terhadap dollar AS di tengah memanasnya tensi dagang dengan AS.
"Pelemahan dari nilai tukar China tersebut mendorong sentimen negatif di pasar keuangan negara berkembang sehingga mendorong koreksi domestik seperti pasar saham, obligasi dan nilai tukar," ujar Josua kepada CNBC Indonesia, Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Sementara itu, dalam perdagangan hari ini, ia memproyeksi rupiah akan berada dikisaran Rp14.345-Rp14.355 per dollar atau melemah sekitar 2,35% dibandingkan dengan akhir bulan Juli lalu.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Most Popular