Dibuka Agak Ragu, Wall Street Melaju ke Zona Hijau

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
01 August 2019 21:07
Bursa AS dibuka menyamping pada Kamis (1/8/2019), karena pasar masih mencermati arah kebijakan bank sentral AS ke depan.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Amerika Serikat (AS) dibuka dengan arah menyamping pada perdagangan Kamis (1/8/2019), karena pelaku pasar masih mencermati maksud dan arah kebijakan bank sentral AS ke depan.

Namun, selang 20 menit setelah pembukaan, Wall Street melaju ke zona hijau. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,3% atau 85 poin ke 26.949,34 pada pukul 08:50 waktu setempat (20:50 WIB). Sementara itu, indeks S&P 500 tumbuh 0,3% (9 poin) ke 2.989,5 dan indeks Nasdaq menguat 0,6% atau 52 poin ke 8.227,68.

Pelaku pasar menyambut kebijakan The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), yang merupakan pertama dalam lebih dari 10 tahun.
Kebijakan tersebut diambil untuk mengantisipasi "perkembangan global" di tengah kondisi inflasi Negeri Adidaya tersebut yang masih terjaga.

Namun, Gubernur The Fed Jerome Powell di depan pers menyatakan bahwa kebijakan itu bukanlah penyesuaian jangka menengah. 
Pernyataan itu membuat badai spekulasi kian membuncah karena pelaku pasar tidak melihat arah kejelasan kebijakan dovish The Fed.

Akibatnya, Dow Jones terkoreksi hingga 333 poin pada Rabu kemarin, menjadi koreksi harian terbesar sejak 31 Mei.

"Situasi kemarin menjadi contoh sempurna tentang ekspektasi yang tidak sejalan dengan realita. Namun Fed melakuukan apa yang seharusnya dilakukan," ujar chief market strategist National Securities Art Hogan, sebagaimana dilaporkan CNBC International.

Komentar itu, lanjutnya, menjadi cambuk bagi pelaku pasar agar tak berspekulasi terlalu jauh mengenai prospek pemangkasan suku bunga acuan. Merespon itu, Presiden AS Donald Trump menilai Powell "bikin kecewa" dengan tak memberi sinyal pemangkasan ke depan.

Pada hari ini, pelaku pasar akan mencermati rilis indeks ISM manufacturing periode Juli, data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur periode Juli, dan angka belanja konstruksi pada June.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular