Kemarin Babak Belur, Hari Ini Wall Street Akan Menghijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 August 2019 18:30
Wall Street akan dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini. Hingga pukul 18:00 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 85 poin pada saat pembukaan perdagangan malam hari ini, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 6 dan 28 poin.

Pasca kemarin (31/7/2019) babak belur, Wall Street mencoba bangkit pada perdagangan hari ini. Pada perdagangan kemarin, indeks Dow Jones ambruk 1,23%, indeks S&P 500 anjlok 1,09%, dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi 1,19%.

Hasil pertemuan The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Negeri Paman Sam pada perdagangan kemarin.

Pada dini hari tadi (31 Juli waktu AS), The Fed mengumumkan bahwa tingkat suku bunga acuan dipangkas sebesar 25 bps menjadi 2%-2,25%, menandai pemangkasan pertama sejak tahun 2008 silam. Keputusan The Fed kali ini sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.

Dalam rilis resminya, The Fed membuka pintu pemangkasan tingkat suku bunga acuan lebih lanjut dengan mengatakan bahwa pihaknya akan "bertindak sebagaimana mestinya untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi".

Namun, yang menjadi masalah adalah kala Jerome Powell selaku Gubernur The Fed menggelar konferensi pers. Dalam konferesi pers, Powell menyebut bahwa pemangkasan tingkat suku bunga acuan pada dini hari tadi hanyalah sebuah "penyesuaian di pertengahan siklus/midcycle adjustment".

Powell menjelaskan bahwa The Fed tidaklah sedang memulai era panjang pemangkasan tingkat suku bunga acuan.


"Biar saya perjelas: yang saya maksud adalah itu (pemangkasan tingkat suku bunga acuan) bukanlah merupakan awal dari pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang agresif," kata Powell, dilansir dari CNBC International.

Padahal, sebelumnya pelaku pasar berharap bahwa The Fed akan mengeluarkan pernyataan yang begitu dovish. Dikhawatirkan, absennya pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang signifikan oleh The Fed akan membuat perekonomian AS mengalami yang namanya hard landing.

Pada hari ini, aksi beli akan dilakukan seiring dengan optimisme bahwa laju perekonomian AS masih relatif kuat. Pada pukul 21:00 WIB, Manufacturing PMI AS periode Juli 2019 akan dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM).

Konsensus untuk data ini berada di level 52, dilansir dari Trading Economics. Sebagai informasi, angka di atas 50 menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur membukukan ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sebelumnya pada bulan Juni, Manufacturing PMI AS tercatat berada di level 51,7, menandai ekspansi aktivitas manufaktur terlemah sejak Oktober 2016.

Sebelumnya, rilis angka indeks keyakinan konsumen (IKK) telah membuat optimisme membuncah bahwa prospek perekonomian AS masih relatif cerah. Pada hari Selasa (30/7/2019), IKK AS periode Juli 2019 diumumkan oleh The Conference Board di level 135,7, jauh di atas konsensus yang sebesar 125,1, dilansir dari Forex Factory. IKK pada bulan Juli juga berada jauh di atas IKK pada bulan Juni yang sebesar 124,3.

Untuk diketahui, IKK dihitung oleh The Conference Board berdasarkan survei kepada rumah tangga di AS mengenai kondisi ekonomi saat ini dan prospeknya di masa depan. Tingginya angka IKK periode Juli mengindikasikan bahwa masyarakat AS akan meningkatkan konsumsinya di masa depan.

Mengingat lebih dari setengah perekonomian AS dibentuk oleh konsumsi rumah tangga, kencangnya laju konsumsi tentu akan membuat perekonomian AS melaju di level yang tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Diramal Akan Liar Beberapa Hari ke Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular