
Ulasan Teknikal IHSG
Karena Faktor Global, IHSG Akhir Pekan Bakal Fluktuatif
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
01 August 2019 18:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Bergerak di antara dua zona, itulah gambaran pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini Kamis (1/8/2019). IHSG terjebak dalam rentang pergerakan cukup sempit selama perdagangan yakni hanya 32 poin.
IHSG mengawali perdagangan di zona merah dengan pelemahan 0,08%, pelemahan tersebut terimbas hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China yang pada perundingan kemarin dianggap kurang signifikan hasilnya. Stephanie Grisham selaku juru bicara Gedung Putih mengatakan pembicaraan tersebut akan dilajutkan di Washington pada awal September.
Selanjutnya, IHSG bergerak menguat dan menyentuh level tertinggi hariannya pada pukul 09:18 WIB pada level 6.403, pergerakannya mulai kembali turun seiring pengumuman data inflasi yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Pada pukul 11:00 WIB siang tadi, BPS merilis data inflasi periode Juli 2019. Inflasi bulanan (month-on-month/MoM) sebesar 0,31%. Sementara, inflasi tahunan atau year-on-year (YoY) adalah 3,32% dan inflasi inti YoY di 3,18%.
Angka-angka tersebut sedikit lebih tinggi ketimbang ekspektasi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Juli secara bulanan berada di 0,25%. Sementara inflasi tahunan diperkirakan sebesar 3,25% dan inflasi inti YoY 3,175%.
Akhir sesi satu pun IHSG ditutup dengan pelemahan tipis 0,02% ke level 6.389,05. IHSG terlihat bergerak menyamping (sideways) itu namun dengan kecenderungan turun. Pada sesi II, Saham-saham keuangan perbankan banyak dilepas pelaku pasar terimbas sentimen global dari hasil rapat FOMC the Fed pagi tadi yang dinilai negatif.
Suku bunga the Fed memang dipangkas, tetapi Powell mengatakan Bank Sentral tidak sedang memulai era panjang pemangkasan suku bunga acuan. Hal ini membuat pelaku pasar khususnya AS kecewa karena suku bunga rendah dibutuhkan di tengah perang dagang yang berkepanjangan.
Hal ini turut berimbas ke bursa-bursa utama Asia yang rata-rata ditutup memerah, termasuk IHSG.
Secara teknikal, IHSG hari ini terlihat bergerak flat dengan membentuk pola doji pada grafik candlestick. Fluktuasi diperkirakan berlanjut karena IHSG bergerak pada posisi rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
Secara umum, belum ada tanda-tanda pembalikan arah (reversal) tren pergerakan IHSG yang mengalami kenaikan sejak pertengahan bulan Mei, namun pergerakannya dalam jangka pendek cenderung mengarah ke fluktuasi.
Secara momentum, indeks terlihat bergerak pada posisi netral menurut indikator teknikal stochastic slow dan Relative Strength Index (RSI).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
IHSG mengawali perdagangan di zona merah dengan pelemahan 0,08%, pelemahan tersebut terimbas hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China yang pada perundingan kemarin dianggap kurang signifikan hasilnya. Stephanie Grisham selaku juru bicara Gedung Putih mengatakan pembicaraan tersebut akan dilajutkan di Washington pada awal September.
Selanjutnya, IHSG bergerak menguat dan menyentuh level tertinggi hariannya pada pukul 09:18 WIB pada level 6.403, pergerakannya mulai kembali turun seiring pengumuman data inflasi yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Angka-angka tersebut sedikit lebih tinggi ketimbang ekspektasi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Juli secara bulanan berada di 0,25%. Sementara inflasi tahunan diperkirakan sebesar 3,25% dan inflasi inti YoY 3,175%.
Akhir sesi satu pun IHSG ditutup dengan pelemahan tipis 0,02% ke level 6.389,05. IHSG terlihat bergerak menyamping (sideways) itu namun dengan kecenderungan turun. Pada sesi II, Saham-saham keuangan perbankan banyak dilepas pelaku pasar terimbas sentimen global dari hasil rapat FOMC the Fed pagi tadi yang dinilai negatif.
Suku bunga the Fed memang dipangkas, tetapi Powell mengatakan Bank Sentral tidak sedang memulai era panjang pemangkasan suku bunga acuan. Hal ini membuat pelaku pasar khususnya AS kecewa karena suku bunga rendah dibutuhkan di tengah perang dagang yang berkepanjangan.
Hal ini turut berimbas ke bursa-bursa utama Asia yang rata-rata ditutup memerah, termasuk IHSG.
Secara teknikal, IHSG hari ini terlihat bergerak flat dengan membentuk pola doji pada grafik candlestick. Fluktuasi diperkirakan berlanjut karena IHSG bergerak pada posisi rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
Secara umum, belum ada tanda-tanda pembalikan arah (reversal) tren pergerakan IHSG yang mengalami kenaikan sejak pertengahan bulan Mei, namun pergerakannya dalam jangka pendek cenderung mengarah ke fluktuasi.
Secara momentum, indeks terlihat bergerak pada posisi netral menurut indikator teknikal stochastic slow dan Relative Strength Index (RSI).
![]() |
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular