
Antisipasi Fed dan Perang Dagang, Wall Street Dibuka Variatif
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
29 July 2019 21:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka dengan arah menyamping pada Senin (29/7/2019) setelah Wall Street menurunkan ekspektasinya atas negosiasi AS dan China dan mengantisipasi keputusan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed).
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) menguat 28 poin atau sekitar 0,1% padapukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB). Penguatan itu menipis menjadi hanya 0,06% (17 poin) setengah jam kemudian ke 27.209,24.
Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 0,3% atau minus 8,4 poin ke 3.017,53, sementara indeks Nasdaq turun 0,7% (63 poin) ke 8.267,76. Saham Amazon terbanting 1,3%, Microsoft tertekan 0,5% dan Facebook terpelanting 1,3%.
The Fed dijadwalkan mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya (Federal Funds Rate) pada pukul 14:00 waktu setempat pada Rabu. Gubernur The Fed Jerome Powell juga akan memberi pernyataan seputar kondisi ekonomi terbaru Negeri Adidaya tersebut.
Meski ekonomi AS cenderung aman dan angka pengangguran turun di bawah 4%, investor pada umumnya memperkirakan bank sentral itu akan memangkas suku bunga acuannya untuk pertama kali sejak 2008 sebesar 25 basis poin (bps).
Kebanyakan ekonom dan bahkan pejabat Fed sendiri secara terbuka mengakui bahwa penurunan suku bunga acuan diperlukan di tengah perlambatan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan makin kaburnya outlook ekonomi di tengah perang dagang.
Presiden AS Donald Trump melalui akun Twitter-nya kembali menyerang The Fed jelang pertemuan pada Juli, mengritik bank sentral tersebut dengan suku bunga yang opresif di tengah inflasi yang rendah.
"Uni Eropa dan China akan lebih jauh memangkas suku bunga dan menyuntik lebih banyak likuiditas di sistem keuangan, sehingga memudahkan industri manufakturnya untuk mengekspor produknya," ujarnya.
AS dan China akan bertemu di Shanghai pekan ini sebagai upaya terbaru dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu untuk mencapai kesepakatan dan menghentikan perang dagang. Dari sisi data, investor AS akan mengantisipasi rilis angka manufaktur Fed Dallas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) menguat 28 poin atau sekitar 0,1% padapukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB). Penguatan itu menipis menjadi hanya 0,06% (17 poin) setengah jam kemudian ke 27.209,24.
Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 0,3% atau minus 8,4 poin ke 3.017,53, sementara indeks Nasdaq turun 0,7% (63 poin) ke 8.267,76. Saham Amazon terbanting 1,3%, Microsoft tertekan 0,5% dan Facebook terpelanting 1,3%.
Meski ekonomi AS cenderung aman dan angka pengangguran turun di bawah 4%, investor pada umumnya memperkirakan bank sentral itu akan memangkas suku bunga acuannya untuk pertama kali sejak 2008 sebesar 25 basis poin (bps).
Kebanyakan ekonom dan bahkan pejabat Fed sendiri secara terbuka mengakui bahwa penurunan suku bunga acuan diperlukan di tengah perlambatan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan makin kaburnya outlook ekonomi di tengah perang dagang.
Presiden AS Donald Trump melalui akun Twitter-nya kembali menyerang The Fed jelang pertemuan pada Juli, mengritik bank sentral tersebut dengan suku bunga yang opresif di tengah inflasi yang rendah.
"Uni Eropa dan China akan lebih jauh memangkas suku bunga dan menyuntik lebih banyak likuiditas di sistem keuangan, sehingga memudahkan industri manufakturnya untuk mengekspor produknya," ujarnya.
AS dan China akan bertemu di Shanghai pekan ini sebagai upaya terbaru dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu untuk mencapai kesepakatan dan menghentikan perang dagang. Dari sisi data, investor AS akan mengantisipasi rilis angka manufaktur Fed Dallas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular