
Stok AS Diramal Menyusut, Harga Minyak Melesat 3 Hari
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
24 July 2019 09:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia masih terus menguat. Pada perdagangan hari Rabu (24/7/2019) pukul 09:00 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman September menguat 0,16% ke level US$ 63,93/barel.
Adapun harga minyak light sweet (West Texas Intermediate/WTI) kontrak pengiriman September naik 0,26% menjadi US$ 56,92/barel.
Sehari sebelumnya, harga Brent dan WTI juga ditutup menguat masing-masing 0,9% dan 0,98%. Jika hari ini kembali finish di zona hijau, maka harga minyak tercatat naik tiga hari berturut-turut.
Penguatan harga minyak hari ini didorong oleh ekspektasi penurunan stok minyak di Amerika Serikat (AS).
Sebuah grup industri, American Petroleum Institute (API), memperkirakan stok minyak AS untuk minggu yang berakhir pada 19 Juli 2019 akan turun hingga 11 juta barel menjadi 449 juta barel.
Angka penurunan tersebut jauh lebih dalam ketimbang perkiraan analis yang dihimpun Reuters sebesar 4 juta barel.
Sementara stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma diperkirakan turun 448 ribu barel, stok bensin diramal naik hingga 4,4 juta barel.
Penurunan stok minyak mentah yang diiringi kenaikan stok bensin menunjukkan aktivitas kilang-kilang pengolahan yang tetap kuat. Hal itu kemungkinan disebabkan permintaan bahan bakar minyak (BBM) yang masih kuat dari konsumen AS.
Selain itu, ketegangan yang masih terjadi di Timur Tengah juga masih memberikan fondasi pada pergerakan harga hari ini.
Mengutip Reuters, Kapal Perang Boxer AS disebut telah menembak jatuh drone kedua milik Iran, berdasarkan sumber yang tidak ingin disebut namanya. Kabar ini masih terus berusaha dikonfirmasi.
Dalam sebuah wawancara dengan CBS News, Jenderal Angkatan Laut AS, Kenneth McKenzie tidak menampik kemungkinan penembakan jatuh drone kedua milik Iran.
"Kami percaya telah menembak jatuh satu drone [milik Iran], kami mungkin akan menembak jatuh yang kedua," ujar McKenzie.
Namun, penguatan harga minyak hari ini agak sedikit terbatas karena adanya pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
Dalam World Economic Outlook bulan Juli 2019, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2019 sebesar 0,1 persen poin menjadi 3,2%.
Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh eskalasi perang dagang AS-China yang dimulai Mei silam.
Pertumbuhan ekonomi akan sejalan dengan pertumbuhan permintaan energi, yang salah satunya adalah minyak bumi. Alhasil pelaku pasar ikut menurunkan ekspektasi harga minyak mentah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Adapun harga minyak light sweet (West Texas Intermediate/WTI) kontrak pengiriman September naik 0,26% menjadi US$ 56,92/barel.
Sehari sebelumnya, harga Brent dan WTI juga ditutup menguat masing-masing 0,9% dan 0,98%. Jika hari ini kembali finish di zona hijau, maka harga minyak tercatat naik tiga hari berturut-turut.
Penguatan harga minyak hari ini didorong oleh ekspektasi penurunan stok minyak di Amerika Serikat (AS).
Sebuah grup industri, American Petroleum Institute (API), memperkirakan stok minyak AS untuk minggu yang berakhir pada 19 Juli 2019 akan turun hingga 11 juta barel menjadi 449 juta barel.
Angka penurunan tersebut jauh lebih dalam ketimbang perkiraan analis yang dihimpun Reuters sebesar 4 juta barel.
Sementara stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma diperkirakan turun 448 ribu barel, stok bensin diramal naik hingga 4,4 juta barel.
Penurunan stok minyak mentah yang diiringi kenaikan stok bensin menunjukkan aktivitas kilang-kilang pengolahan yang tetap kuat. Hal itu kemungkinan disebabkan permintaan bahan bakar minyak (BBM) yang masih kuat dari konsumen AS.
Selain itu, ketegangan yang masih terjadi di Timur Tengah juga masih memberikan fondasi pada pergerakan harga hari ini.
Mengutip Reuters, Kapal Perang Boxer AS disebut telah menembak jatuh drone kedua milik Iran, berdasarkan sumber yang tidak ingin disebut namanya. Kabar ini masih terus berusaha dikonfirmasi.
Dalam sebuah wawancara dengan CBS News, Jenderal Angkatan Laut AS, Kenneth McKenzie tidak menampik kemungkinan penembakan jatuh drone kedua milik Iran.
"Kami percaya telah menembak jatuh satu drone [milik Iran], kami mungkin akan menembak jatuh yang kedua," ujar McKenzie.
Namun, penguatan harga minyak hari ini agak sedikit terbatas karena adanya pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
Dalam World Economic Outlook bulan Juli 2019, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2019 sebesar 0,1 persen poin menjadi 3,2%.
Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh eskalasi perang dagang AS-China yang dimulai Mei silam.
Pertumbuhan ekonomi akan sejalan dengan pertumbuhan permintaan energi, yang salah satunya adalah minyak bumi. Alhasil pelaku pasar ikut menurunkan ekspektasi harga minyak mentah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Most Popular