Earning Season, Indeks Futures Wall Street Tampak Menguat

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
23 July 2019 18:47
kontrak future Dow Jones dan S&P 500 diimplikasi menguat masing-masing 116,1 poin dan 10,67 poin. Sementara kontrak future Nasdaq diimplikasi naik 35,63 poin.
Foto: Bursa Tokyo (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks utama Wall Street diestimasi akan melanjutkan reli pada perdagangan hari ini (23/7/2019) karena bursa saham) karena bursa saham kontrak futures AS masih mencatatkan penguatan.

Pada pukul 18:26 WIB, kontrak future Dow Jones dan S&P 500 diimplikasi menguat masing-masing 116,1 poin dan 10,67 poin. Sementara kontrak future Nasdaq diimplikasi naik 35,63 poin.

Sentimen yang menyelimuti masih sama, yaitu seputar harapan pelaku pasar atas rilis kinerja keuangan perusahaan raksasa yang diproyeksi lebih tinggi dari konsensus pasar.

Hari ini, perusahaan besar seperti Coca-Cola, Biogen, Lockheed Martin, United Technologies dan Harley Davidson dijadwalkan akan merilis laporan keuangan kuartal II-2019 sebelum pembukaan perdagangan. Sedangkan Chubb, Visa, Chipotle dan Snap akan merilis kinerjanya setelah pembukaan, dilansir dari CNBC International.

Di lain pihak sentimen lain yang mendongkrak kinerja bursa saham global dan juga berpotensi memberikan stimulus pada Wall Street terkait ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan segera memangkas suku bunga acuan mereka.

ECB diproyeksi akan memotong suku bunga sebesar 10 basis poin (bps) pada Kamis (25/7/2019), sedangkan The Fed diramal akan memotong suku bunga sebesar 25 bps pada akhir bulan ini.

Di lain pihak kecemasan pelaku pasar global atas tensi dagang AS dan China juga sedikit terangkat seiring dengan perkembangan positif terbaru.

Melansir Bloomberg, kemarin (22/7/2019) waktu setempat Presiden AS Donald Trump mengundang pimpinan perusahaan-perusahaan teknologi untuk membahas berbagai masalah perekonomian, termasuk kemungkinan dibukanya lagi perizinan bagi mereka untuk melakukan penjualan ke Huawei.

Sebelumnya, perusahaan-perusahaan China juga dikabarkan sedang dalam proses untuk memesan produk pertanian milik AS, seperti diwartakan Xinhua News Agency.

Melansir Bloomberg, langkah yang diambil kedua negara saat ini (pelonggaran sanksi bagi Huawei dan pembelian produk agrikultur asal AS oleh China) dimaksudkan untuk membuka jalan bagi Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perdagangan AS Robert Lighthizer untuk bertandang ke China guna menggelar negosiasi dagang, di mana kunjungan ini rencananya akan dilakukan pada pekan depan.

Jika dua kekuatan ekonomi terbesar dunia bisa kembali akur, tentunya dapat kembali memacu laju pertumbuhan ekonomi global.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data penjualan rumah bulan Juni dan indeks manufaktur pukul 21:00 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular