
Naik 2,7%, Laba BNI Semester I-2019 Tembus Rp 7,63 T
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
23 July 2019 15:13

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengumumkan kinerja keuangan semester I-2019.
Direktur Keuangan Bank BNI, Anggoro Eko Cahyo, mengatakan kredit semester I-2019 tumbuh 20% secara tahunan, dari Rp 470 triliun menjadi Rp 549 triliun.
"Pertumbuhan kredit ditopang dari likuiditas yang kuat di tengah likuiditas yang ketat," ujar Anggoro dalam paparan kinerja BNI, Selasa (23/7/2019).
Pertumbuhan kredit BNI didorong oleh pembiayaan pada korporasi yang mencapai 51,9% dari total portfolio kredit BNI, dengan fokus pembiayaan pada sektor-sektor unggulan yang memiliki risiko relatif rendah, terutama ke sektor manufaktur, perdagangan, restoran dan hotel, serta jasa dunia usaha.
Hal ini sejalan dengan strategi yang telah ditetapkan BNI, yaitu menjaga komposisi kredit korporasi dalam kisaran 50% hingga 55% dari total kredit. Kredit korporasi BNI tersalurkan pada korporasi swasta dan BUMN, yang masing-masing tumbuh 27,8% YOY dan 24,9% YOY.
Anggoro menambahkan Laba bersih semester I-2019 tumbuh 2,7% menjadi Rp 7,63 triliun dari Rp 7,44 triliun.
Anggoro Eko Cahyo mengatakan laba bersih yang tumbuh 2,7% dikarenakan tekanan dari interest expense (biaya bunga) dan cost of fund (biaya dana) yang naik dari 2,8% tahun lalu menjadi 3,2%.
Di sisi lain, pendapatan bunga (interest income) tumbuh 9,4% salah satunya karena ekspansi pinjaman semester I-2019 kurang maksimal.
"Pinjaman semester I-2019 secara absolut Rp 33 triliun. Pertumbuhan terbesar di segmen korporasi sebesar Rp 20 triliun," ujar Anggoro dalam paparan kinerja keuangan Semester I-2019 di Jakarta, Selasa (23/7/2019).
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13% secara YOY, dari Rp 526,48 triliun pada Semester I 2018 menjadi Rp 595,07 triliun pada Semester I 2019. BNI juga mampu menjaga rasio dana murah yang ditunjukkan dari komposisi CASA yang mencapai 64,6% dari total DPK.
Dari sisi kualitas aset, NPL Gross BNI tercatat membaik menjadi 1,8% pada Semester I 2019 dari periode yang sama di tahun sebelumnya 2,1%. Credit cost juga menunjukkan perbaikan dengan turun dari 1,7% pada Semester I 2018 menjadi 1,4% pada Semester I 2019, sementara coverage ratio terus meningkat dari 150,2% di Semester I 2018 menjadi 156,5% pada akhir Semester I 2019.
(roy/roy) Next Article Kredit Tumbuh 13-15%, Laba BNI 2019 Bakal Tembus Rp 16,7 T
Direktur Keuangan Bank BNI, Anggoro Eko Cahyo, mengatakan kredit semester I-2019 tumbuh 20% secara tahunan, dari Rp 470 triliun menjadi Rp 549 triliun.
"Pertumbuhan kredit ditopang dari likuiditas yang kuat di tengah likuiditas yang ketat," ujar Anggoro dalam paparan kinerja BNI, Selasa (23/7/2019).
Anggoro menambahkan Laba bersih semester I-2019 tumbuh 2,7% menjadi Rp 7,63 triliun dari Rp 7,44 triliun.
Anggoro Eko Cahyo mengatakan laba bersih yang tumbuh 2,7% dikarenakan tekanan dari interest expense (biaya bunga) dan cost of fund (biaya dana) yang naik dari 2,8% tahun lalu menjadi 3,2%.
Di sisi lain, pendapatan bunga (interest income) tumbuh 9,4% salah satunya karena ekspansi pinjaman semester I-2019 kurang maksimal.
"Pinjaman semester I-2019 secara absolut Rp 33 triliun. Pertumbuhan terbesar di segmen korporasi sebesar Rp 20 triliun," ujar Anggoro dalam paparan kinerja keuangan Semester I-2019 di Jakarta, Selasa (23/7/2019).
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13% secara YOY, dari Rp 526,48 triliun pada Semester I 2018 menjadi Rp 595,07 triliun pada Semester I 2019. BNI juga mampu menjaga rasio dana murah yang ditunjukkan dari komposisi CASA yang mencapai 64,6% dari total DPK.
Dari sisi kualitas aset, NPL Gross BNI tercatat membaik menjadi 1,8% pada Semester I 2019 dari periode yang sama di tahun sebelumnya 2,1%. Credit cost juga menunjukkan perbaikan dengan turun dari 1,7% pada Semester I 2018 menjadi 1,4% pada Semester I 2019, sementara coverage ratio terus meningkat dari 150,2% di Semester I 2018 menjadi 156,5% pada akhir Semester I 2019.
(roy/roy) Next Article Kredit Tumbuh 13-15%, Laba BNI 2019 Bakal Tembus Rp 16,7 T
Most Popular