Wall Street Dibuka Menguat Didorong Saham Microsoft

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
19 July 2019 20:58
Bursa AS dibuka melesat pada pembukaan Jumat (19/7/2019) setelah Microsoft melaporkan kinerja yang fantastis.
Foto: REUTERS/Shannon Stapleton
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka melesat pada pembukaan perdagangan Jumat (19/7/2019) setelah Microsoft melaporkan kinerja yang fantastis hingga melambungkan harga sahamnya ke level tertinggi sepanjang masa.

Indeks Dow Jones Industrial Average sempat menguat 0,4% (112 poin) sebelum surut menjadi 0,3% (70,4 poin) ke 27.293,35 pada pukul 08:45 waktu setempat (20:45 WIB). Sementara itu, indeks S&P 500 naik 0,3% (8 poin) ke 3.003,4 dan indeks Nasdaq tumbuh 0,4% (32,5 poin) ke 8.239,7.

Saham Microsoft melesat 2,5% setelah raksasa teknologi membukukan kinerja yang melampaui ekspektasi analis, menyusul lonjakan pemasukan sebesar 39% (year-over-year/ YOY) dari bisnis komputasi awan (cloud).

"Meski saham telah menguat dan mencapai kapitalisasi pasar senilai triliunan dolar, kami percaya bahwa pesta cloud baru saja dimulai," tutur analis Wedbush Dan Ives, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.

Saham American Express juga melaporkan kinerja di atas ekspektasi. Namun, saham perseroan justru tertekan 0,7%. Lebih dari 15% emiten konstituen S&P 500 telah melaporkan kinerjanya. Dari jumlah itu, FactSet mencatat 79% di antaranya membukukan laba bersih di atas ekspektasi.

"Banyak bos perusahaan yang percaya bahwa outlook ke depan banyak terguncang oleh ketakpastian, tetapi indikator perilaku menunjukkan banyak dari mereka yang masih lebih percaya ketimbang yang diperkirakan," tutur Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi The Leuthold Group.

Wall Street pada Kamis kemarin membukukan reli tipis menyambut pernyataan Presiden Federal Reserve New York John Williams yang mengatakan bahwa bank sentral perlu "bertindak cepat" ketika ekonomi sedang melamban dan tingkat suku bunga rendah.

"Lebih baik mengambil tindakan pencegahan ketimbang menunggu bencana menimpa," demikian pernyataanya, yang memicu badai spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan hingga 50 basis poin akhir bulan ini.

Namun, juru bicara The Fed New York menenangkan spekulasi tersebut dengan mengatakan kepada CNBC International bahwa pernyataan itu diambil dari sudut pandang riset akademis, dan bukan mengindikasikan kebijakan yang akan diambil di rapat Federal Open Market Committee (FOMC).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular