Bara Perang Dagang AS-China akan Buat Wall Street Jatuh Lagi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 July 2019 18:10
Wall Street akan dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini.
Foto: Bursa Tokyo (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini. Hingga pukul 18:00 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 26 poin pada saat pembukaan perdagangan nanti malam, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan turun masing-masing sebesar 4 dan 46 poin.

Walau sudah melemah cukup dalam pada perdagangan kemarin (17/7/2019), Wall Street masih kesulitan untuk bangkit. Pada perdagangan kemarin, indeks Dow Jones ditutup melemah 0,42%, indeks S&P 500 jatuh 0,65%, dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi 0,46%.

Kekhawatiran bahwa perang dagang AS-China akan memanas menjadi faktor yang memicu aksi jual di bursa saham AS. Kemarin waktu setempat, Wall Street Journal melaporkan bahwa proses negosiasi dagang AS-China kini mandek, seperti dilansir dari CNBC International. Penyebabnya, kedua negara tak mampu mencapai kata sepakat terkait dengan kasus Huawei.

Seperti yang diketahui, pada bulan Mei Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional di sektor teknologi melalui sebuah perintah eksekutif. Dengan aturan itu, Menteri Perdagangan Wilbur Ross menjadi memiliki wewenang untuk memblokir transaksi dalam bidang teknologi informasi atau komunikasi yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.

Bersamaan kebijakan ini, Huawei Technologies dan 70 entitas terafiliasi dimasukkan ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli perangkat dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.

Sejatinya pasca Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Jepang pada akhir bulan lalu, Trump mengatakan bahwa dirinya akan melonggarkan sanksi yang diberikan terhadap Huawei. Namun, hingga kini AS masih menimbang seberapa besar keringanan yang akan diberikan kepada raksasa pembuat perangkat telekomunikasi asal China tersebut.

Kabar negatif terkait negosiasi dagang AS-China ini datang sehari pasca Trump melempar komentar yang begitu pedas. Dalam rapat kabinet di Gedung Putih yang digelar pada hari Selasa (16/7/2019), Trump menekankan bahwa AS dapat mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 325 miliar jika diperlukan.

"Ada produk impor senilai US$ 325 miliar yang bisa kita kenakan bea masuk baru jika kita mau," kata Trump, dilansir dari Bloomberg.

Perkembangan yang ada dalam beberapa waktu terakhir sangat mungkin untuk membuat perang dagang kedua negara justru tereskalasi. Jika ini yang terjadi, AS bisa mengalami yang namanya hard landing, mengingat China merupakan mitra dagang yang sangat penting bagi AS.

Sebelumnya, Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan perekonomian AS tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2019, sebelum kemudian turun drastis menjadi 1,7% pada tahun 2020. Pada tahun 2018, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9%, menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2015 silam.

Pada hari ini, pelaku pasar akan mencermati rilis kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan yang melantai di Wall Street seperti Morgan Stanley dan Microsoft.

Pada pukul 19:30 WIB, angka klaim tunjangan pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 13 Juli 2019 akan dirilis.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article 5 BUMN China Hengkang Dari Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular