Trump Cuitkan Ancaman terhadap China, Pasar Obligasi Memerah

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
17 July 2019 20:59
Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup terkoreksi tipis pada perdagangan hari ini akibat sentimen perang dagang yang memanas
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup terkoreksi tipis pada perdagangan hari ini akibat sentimen perang dagang yang memanas, bertepatan dengan momentum pengumuman penetapan suku bunga besok.

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain. Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.  Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. 

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 1,3 basis poin (bps) menjadi 7,66%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

 
Yield Obligasi Negara Acuan 17 Jul'19
SeriJatuh tempoYield 16 Jul'19 (%)Yield 17 Jul'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 16 Jul'19 (%)
FR00775 tahun6.4996.5080.906.5067
FR007810 tahun7.1047.1161.207.1164
FR006815 tahun7.4687.458-1.007.4589
FR007920 tahun7.657.6631.307.6533
Avg movement0.60
Sumber: Refinitiv  

Tensi perang dagang kembali naik karena Presiden AS Donald Trump mengancam China melalui twit-nya terkait dengan belum terealisasinya pembelian produk pertanian Negeri Paman Sam oleh Negeri Tirai Bambu.

Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah.  

Indeks tersebut turun 0,19 poin (0,08%) menjadi 261,02 dari posisi kemarin 261,22. Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 502 bps, melebar dari posisi kemarin 498 bps. Yield US Treasury 10 tahun turun hingga 2,09% dari posisi kemarin 2,12%. 

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 3 bulan-10 tahun dengan besaran selisih 6 bps, yang lumrah terjadi sejak perang dagang China-AS memanas pada April lalu. Selisih terbesar sempat terjadi sebesar 26 bps pada 3 Juni. 

Saat ini pelaku pasar global lebih menantikan inversi yang terjadi pada tenor 3 bulan-10 tahun yang mulai terjadi pada awal tahun tetapi timbul dan tenggelam, sebagai indikator yang lebih menegaskan kembali bahwa potensi resesi AS semakin dekat dibanding inversi tenor lain. 

Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang. 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.  

Yield US Treasury Acuan 17 Jul'19
SeriBenchmarkYield 16 Jul'19 (%)Yield 17 Jul'19 (%)Selisih (Inversi)Satuan Inversi
UST BILL 20193 Bulan2.1592.1543 bulan-5 tahun29.1
UST 20202 Tahun1.8621.8542 tahun-5 tahun-0.9
UST 20213 Tahun1.8441.8343 tahun-5 tahun-2.9
UST 20235 Tahun1.8831.8633 bulan-10 tahun6
UST 202810 Tahun2.122.0942 tahun-10 tahun-24
Sumber: Refinitiv  

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.001,81 triliun SBN, atau 39,27% dari total beredar Rp 2.551 triliun berdasarkan data per 15 Juli.  

Angka kepemilikannya masih positif Rp108,56 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan rupiah di pasar valas, yang masing-masingnya turun 0,11% an 0,32%. 

  
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 16 Jul'19 (%)Yield 17 Jul'19 (%)Selisih (basis poin)
Brasil7.267.315.00
China3.1883.1940.60
Jerman-0.292-0.2840.80
Perancis0.012-0.033-4.50
Inggris 0.820.776-4.40
India6.4336.348-8.50
Jepang-0.121-0.123-0.20
Malaysia3.6223.6270.50
Filipina4.9284.9451.70
Rusia7.357.383.00
Singapura1.9631.962-0.10
Thailand1.932.0057.50
Amerika Serikat2.122.095-2.50
Afrika Selatan8.048.025-1.50
Sumber: Refinitiv  


TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular