
Kinerja Emiten AS Diduga Lemah, Wall Street Dibuka Variatif
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
17 July 2019 20:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Amerika Serikat (AS) dibuka ke zona merah pada pembukaan perdagangan Rabu (17/7/2019), di tengah musim rilis laporan keuangan yang diprediksi di bawah ekspektasi dan dibayangi perang dagang yang kian berlarut.
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) pada pukul 08:40 waktu setempat (20:40 WIB) melemah 0,09% (24,9 poin) ke 27.310,74. Demikian juga dengan indeks S&P 500 yang turun 0,04% (1,1 poin) ke 3.002,94. Sebaliknya, indeks Nasdaq naik 0,04% (3,6 poin) ke 8.226,68.
Bank of America melaporkan kinerja di atas ekspekstasi, didorong oleh kuatnya kredit ritel. Namun, sahamnya tertekan setelah direktur keuangan perseroan mengingatkan bahwa suku bunga rendah bisa menekan pendapatan bunga bersihnya (net interest income/NII).
Bersamaan dengan itu, United Airlines melaporkan laba bersih dan pendapatan yang melampaui ekspektasi analis, dan mengumumkan kenaikan program pembelian kembali saham di pasar (buyback) senilai US$3 miliar.
Menurut data FactSet, lebih dari 7% perusahaan terbuka yang menjadi konstituen indeks S&P 500 telah melaporkan laba bersih kuartal II-2019. Lebih dari 85% di antaranya melaporkan kinerja di atas ekspektasi analis, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,1%.
Hanya saja, investor memperkirakan outlook laba korporasi AS bakal tertekan. Menurut data FactSet, analis mengekspektasikan bahwa laba bersih emiten S&P 500 tertekan 3% pada kuartal II-2019.
"Ada alasan kuat untuk percaya bahwa musim rilis laporan keuangan ini bisa melampaui ekspektasi-meski perkiraannya bakal di bawah dari itu, yang bisa bagus untuk pasar," tutur Chief Investment Officer Commonwealth Financial Network Brad McMillan, sebagaimana dikutip CNBC International.
Jika pasar mengantisipasi hasil kinerja yang di bawah ekspektasi, lanjutnya, pertumbuhan yang di atas ekspektasi bisa menjadi kejutan. Netflix, IBM dan eBay dijadwalkan melaporkan kinerja keuangannya usai sesi penutupan perdagangan Rabu waktu setempat.
Di sisi lain, pasar khawatir dengan prospek damai dagang setelah Presiden AS Donald Trump memberikan komentar yang skeptis mengenai itu, mengatakan bahwa kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia itu menghadapi "jalan panjang" menuju damai dagang. Trump bahkan mengancam tarif tambahan sebesar US$325 miliar atas produk China.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) pada pukul 08:40 waktu setempat (20:40 WIB) melemah 0,09% (24,9 poin) ke 27.310,74. Demikian juga dengan indeks S&P 500 yang turun 0,04% (1,1 poin) ke 3.002,94. Sebaliknya, indeks Nasdaq naik 0,04% (3,6 poin) ke 8.226,68.
Bank of America melaporkan kinerja di atas ekspekstasi, didorong oleh kuatnya kredit ritel. Namun, sahamnya tertekan setelah direktur keuangan perseroan mengingatkan bahwa suku bunga rendah bisa menekan pendapatan bunga bersihnya (net interest income/NII).
Menurut data FactSet, lebih dari 7% perusahaan terbuka yang menjadi konstituen indeks S&P 500 telah melaporkan laba bersih kuartal II-2019. Lebih dari 85% di antaranya melaporkan kinerja di atas ekspektasi analis, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,1%.
Hanya saja, investor memperkirakan outlook laba korporasi AS bakal tertekan. Menurut data FactSet, analis mengekspektasikan bahwa laba bersih emiten S&P 500 tertekan 3% pada kuartal II-2019.
"Ada alasan kuat untuk percaya bahwa musim rilis laporan keuangan ini bisa melampaui ekspektasi-meski perkiraannya bakal di bawah dari itu, yang bisa bagus untuk pasar," tutur Chief Investment Officer Commonwealth Financial Network Brad McMillan, sebagaimana dikutip CNBC International.
Jika pasar mengantisipasi hasil kinerja yang di bawah ekspektasi, lanjutnya, pertumbuhan yang di atas ekspektasi bisa menjadi kejutan. Netflix, IBM dan eBay dijadwalkan melaporkan kinerja keuangannya usai sesi penutupan perdagangan Rabu waktu setempat.
Di sisi lain, pasar khawatir dengan prospek damai dagang setelah Presiden AS Donald Trump memberikan komentar yang skeptis mengenai itu, mengatakan bahwa kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia itu menghadapi "jalan panjang" menuju damai dagang. Trump bahkan mengancam tarif tambahan sebesar US$325 miliar atas produk China.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular