Investor H2C Tunggu Bunga Acuan BI, Rupiah Lanjut Melemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 July 2019 08:40
Investor H2C Tunggu Bunga Acuan BI, Rupiah Lanjut Melemah
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot. Rupiah jadi salah satu korban keganasan dolar AS di Asia. 

Pada Rabu (17/7/2019), US$ 1 setara dengan Rp 13.940 kala pembukaan pasar. Rupiah melemah tipis 0,07% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya. 

Namun kalau melihat tetangga-tetangganya, wajar rupiah melemah. Nyaris seluruh mata uang utama Asia tidak berdaya di hadapan dolar AS. Hanya yuan China, dolar Hong Kong, dan yen Jepang yang mampu menguat.  

Apa boleh buat, dolar AS memang sedang beringas. Pada pukul 08:13 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,02%. 

Dolar AS punya harapan akibat rilis data terbaru di Negeri Paman Sam. Penjualan ritel pada Juni tumbuh 0,4% month-on-month (MoM), sama seperti laju pertumbuhan bulan sebelumnya. Namun angka ini lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 0,1%. 

Data ini menunjukkan ekonomi AS masih ekspansif. Oleh karena itu, muncul keraguan di benak pelaku pasar. Apakah dengan begitu Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) benar-benar akan memangkas suku bunga acuan secara agresif? 

Mengutip CME Fedwatch, probabilitas Jerome 'Jay' Powell dan sejawat untuk menurunkan Fed Funds Rate sebanyak tiga kali hingga akhir 2019 memang masih lumayan tinggi, yaitu 36,4%. Namun angka tersebut turun dibandingkan kemarin yaitu 37,7%. 

Sedikit saja kebimbangan di pasar sudah menjadi energi buat dolar AS. Mata uang Negeri Adidaya memang tidak bisa diberi angin sedikit pun, karena bisa 'mencetak gol' bahkan dari sudut yang sangat sempit. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:21 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sementara dari dalam negeri, sepertinya investor harap-harap cemas menantikan pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) esok hari. Berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, 12 dari 14 institusi memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan rekan menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Dua sisanya meramal suku bunga acuan dipertahankan di angka 6%. 


Jika BI benar-benar menurunkan suku bunga acuan, maka akan menjadi penurunan pertama sejak September 2017. Sepanjang 2018, bunga acuan tidak pernah turun, yang ada malah naik enam kali. 



BI memperkirakan ekonomi kuartal II-2019 melandai, tumbuh tidak jauh berbeda dengan kuartal sebelumnya. Oleh karena itu, investor menantikan kehadiran stimulus baru untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi yaitu penurunan suku bunga acuan. 

Pelaku pasar tampaknya betul-betul dag-dig-dug-der menantikan pengumuman ini. Pasar menunggu sikap BI, apakah masih sekadar menjadi 'penjaga' stabilitas atau sudah berubah menjadi agen pendorong pertumbuhan ekonomi. 


Sembari menunggu, rasanya investor memilih untuk bermain aman dulu. Kalau sudah ada kejelasan ke mana arah kebijakan moneter BI, baru pasar berani untuk mengambil posisi yang lebih tegas.

Sabar dulu, bosque. Kita tunggu saja besok...


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular