
Rupiah Strong di Kurs Tengah BI, Tapi Ogah-ogahan di Spot
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 July 2019 10:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) kembali menguat. Apresiasi ini menggenapkan rantai penguatan yang sudah terjadi selama empat hari beruntun.
Pada Selasa (16/7/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 13.925. Rupiah menguat 0,32% dibandingkan posisi hari sebelumnya dan menyentuh titik terkuat sejak 8 Juni 2018.
Rupiah sudah menguat empat hari beruntun di kurs tengah BI. Selama periode ini, apresiasi rupiah mencapai 1,6%.
Namun di pasar spot, rupiah yang sempat perkasa kini mulai lesu. Pada pukul 10:21 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.917 di mana rupiah melemah tipis 0,01%.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih menguat 0,11%. Akan tetapi, selepas itu apresiasi rupiah memang terus menipis, akhirnya habis, dan terpaksa masuk zona merah.
Sementara mata uang Asia lainnya bergerak variatif di hadapan dolar AS. Rupiah tidak sendirian di teritori depresiasi karena ditemani oleh yen Jepang dan peso Filipina.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:24 WIB:
Sepertinya rupiah terserang ambil untung (profit taking) setelah kemarin menguat lumayan tajam. Bahkan menjadi mata uang terkuat di Asia.
Apalagi saat ini situasi sedang landai, sepi sentimen. Baik data atau berita, belum ada yang bisa menggemparkan pasar.
Kondisi seperti ini sangat pas untuk melakukan ambil untung. Nanti begitu ada sentimen berikutnya, seperti pengumuman suku bunga acuan oleh BI, baru investor bereaksi kembali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Selasa (16/7/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 13.925. Rupiah menguat 0,32% dibandingkan posisi hari sebelumnya dan menyentuh titik terkuat sejak 8 Juni 2018.
Rupiah sudah menguat empat hari beruntun di kurs tengah BI. Selama periode ini, apresiasi rupiah mencapai 1,6%.
Namun di pasar spot, rupiah yang sempat perkasa kini mulai lesu. Pada pukul 10:21 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.917 di mana rupiah melemah tipis 0,01%.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih menguat 0,11%. Akan tetapi, selepas itu apresiasi rupiah memang terus menipis, akhirnya habis, dan terpaksa masuk zona merah.
Sementara mata uang Asia lainnya bergerak variatif di hadapan dolar AS. Rupiah tidak sendirian di teritori depresiasi karena ditemani oleh yen Jepang dan peso Filipina.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:24 WIB:
Sepertinya rupiah terserang ambil untung (profit taking) setelah kemarin menguat lumayan tajam. Bahkan menjadi mata uang terkuat di Asia.
Apalagi saat ini situasi sedang landai, sepi sentimen. Baik data atau berita, belum ada yang bisa menggemparkan pasar.
Kondisi seperti ini sangat pas untuk melakukan ambil untung. Nanti begitu ada sentimen berikutnya, seperti pengumuman suku bunga acuan oleh BI, baru investor bereaksi kembali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular