
Emas Terpeleset Kena Profit Taking, Tapi Tak Sampai Jatuh Kok
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 July 2019 09:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia turun tipis di perdagangan pasar spot hari ini. Ambil untung (profit taking) dan penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menjadi penyebab koreksi harga sang logam mulia.
Pada Selasa (16/7/2019) pukul 08:46 WIB, harga emas dunia turun tipis 0,04%. Harga masih bertahan di kisaran US$ 1.400/troy ons.
Dalam sepekan terakhir, harga emas dunia sudah naik 1,07%. Bahkan penguatannya mencapai 5,5% selama sebulan ke belakang.
Oleh karena itu, komoditas ini sangat rentan terkena profit taking. Cuan besar sudah didapat, sehingga investor bisa melepas emas kapan saja. Harga pun terkoreksi.
Selain itu, penurunan harga emas juga disebabkan oleh dolar AS yang cenderung menguat. Pada pukul 08:51 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,02%.
Apresiasi dolar AS disebabkan oleh rilis data ekonomi yang positif. The Federal Reserves/The Fed New York melaporkan, angka pembacaan awal indeks manufaktur untuk negara bagian New York periode Juli ada di 4,3. Jauh membaik ketimbang Juni yang -8,6. Angka 4,3 juga di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 2.
Data ekonomi AS yang masih bagus ini membuat peluang penurunan suku bunga acuan mengecil, meski probabilitasnya masih sangat tinggi. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) pada akhir Juli adalah 70,3%. Lebih rendah dibandingkan kemarin yang mencapai 77%.
Jadi, masih ada harapan The Fed tidak jadi menurunkan suku bunga acuan (walau amat sangat tipis sekali banget). Oleh karena itu, dolar AS masih mampu menguat meski di rentang terbatas.
Hubungan emas dan dolar AS adalah berbanding terbalik. Kala dolar AS menguat, emas justru melemah.
Emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS, sehingga kala greenback menguat maka harga emas menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Ini menyebabkan permintaan berkurang sehingga harga mengarah ke selatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Cuan Lagi, Harga Emas Tertinggi Sejak September 2013!
Pada Selasa (16/7/2019) pukul 08:46 WIB, harga emas dunia turun tipis 0,04%. Harga masih bertahan di kisaran US$ 1.400/troy ons.
Oleh karena itu, komoditas ini sangat rentan terkena profit taking. Cuan besar sudah didapat, sehingga investor bisa melepas emas kapan saja. Harga pun terkoreksi.
Selain itu, penurunan harga emas juga disebabkan oleh dolar AS yang cenderung menguat. Pada pukul 08:51 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,02%.
Apresiasi dolar AS disebabkan oleh rilis data ekonomi yang positif. The Federal Reserves/The Fed New York melaporkan, angka pembacaan awal indeks manufaktur untuk negara bagian New York periode Juli ada di 4,3. Jauh membaik ketimbang Juni yang -8,6. Angka 4,3 juga di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 2.
Data ekonomi AS yang masih bagus ini membuat peluang penurunan suku bunga acuan mengecil, meski probabilitasnya masih sangat tinggi. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) pada akhir Juli adalah 70,3%. Lebih rendah dibandingkan kemarin yang mencapai 77%.
Jadi, masih ada harapan The Fed tidak jadi menurunkan suku bunga acuan (walau amat sangat tipis sekali banget). Oleh karena itu, dolar AS masih mampu menguat meski di rentang terbatas.
Hubungan emas dan dolar AS adalah berbanding terbalik. Kala dolar AS menguat, emas justru melemah.
Emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS, sehingga kala greenback menguat maka harga emas menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Ini menyebabkan permintaan berkurang sehingga harga mengarah ke selatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Cuan Lagi, Harga Emas Tertinggi Sejak September 2013!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular