
Saham BCA & BRI Rekor, Bobot Sektor Perbankan Capai 33,5%
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
12 July 2019 14:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor keuangan merupakan sektor dengan bobot paling besar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hingga Jumat (12/7/2019), bobot sektor keuangan mencapai 33,5%. Sangat besar jika dibandingkan sektor agrikultur yang bobotnya hanya 1,27%.
Jika kita bedah lebih dalam, hanya ada empat emiten dari sektor keuangan yang bobotnya terbilang jumbo terhadap IHSG, yakni: PT Bank Central Asia/BBCA (9,98%), PT Bank Rakyat Indonesia/BBRI (7,51%), PT Bank Mandiri/BMRI (5,08%), dan PT Bank Negara Indonesia/BBNI (2,30%).
Jika ditotal, keempat saham tersebut bobotnya hampir 25% dari IHSG. Keempat bank tersebut juga berperan besar dalam mendorong kinerja sektor keuangan terapresiasi 12,34% sejak awal tahun.
Karena dominasinya tersebut, masih mampukah keempat emiten tersebut sahamnya terangkat naik? Berikut ulasan teknikalnya:
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Sejak awal tahun saham Bank BCA mengalami kenaikan harga sebanyak 4.025 poin atau sebesar 15,48%. Emiten yang sebagian besar sahamnya dimiliki Grup Djarum tersebut bahkan mencatatkan rekor penutupan tertingginya di bursa efek sejak IPO tanggal 31 Mei tahun 2000.
Secara jangka panjang, tren harga sahamnya bergerak naik (uptrend) yang terlihat pada grafik harganya. Ada potensi harga sahamnya melebihi level tertingginya sepanjang tahun ini di harga Rp 30.950/saham.
Saham BCA juga juga masih cenderung naik dalam jangka menengah seiring posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya dalam 20 hari terakhir (moving average/MA20).
Namun dalam jangka pendek, sahamnya terlihat berfluktuasi karena sudah memasuki level jenuh beli (overbought), menurut indikator teknikal stochastic slow.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Sejak awal tahun saham Bank BRI juga mengalami kenaikan harga cukup signifikan sebesar 860 poin atau sebesar 23,50%. Emiten perbankan pelat merah tersebut juga mencatatkan rekor penutupan tertingginya kemarin di harga Rp 4.510/saham. Kamis (11/7/2019).
Secara jangka panjang, tren harga sahamnya bergerak naik (uptrend) yang terlihat pada grafik harganya. Ada potensi harga sahamnya menguji level Rp 4.750/saham di sisa tahun ini.
Saham BRI memiliki kecenderungan naik baik dalam jangka pendek maupun menengah seiring posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya dalam 5 dan 20 hari terakhir (moving average/ MA5/MA20).
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
Sejak awal tahun, saham Bank Mandiri terapresiasi 700 poin atau sebesar 9,49%. Secara persentase kenaikannya lebih rendah dari kedua bank di atas.
Secara jangka panjang, tren harga sahamnya bergerak naik (uptrend). Ada potensi harga sahamnya mengejar level tertingginya tahun ini di harga Rp 8.125/saham sepanjang bulan ini.
Hal ini dikarenakan saham tersebut sedang bullish dengan bergerak di atas rata-rata nilainya dalam 5 dan 20 hari terakhir (moving average/MA5/MA20).
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Saham pelat merah lainnya, yakni Bank BNI juga mengalami kenaikan namun hanya 375 poin atau 4,26%. Hingga penutupan sesi I, sahamnya diperdagangkan pada harga Rp 9.175/saham.
Secara jangka panjang, tren harga sahamnya bergerak naik (uptrend). Secara jangka menengah sahamnya masih mempunyai kecenderungan naik seiring posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya dalam 20 hari terakhir (moving average/MA20).
Ada potensi harga sahamnya masih akan terus naik di sisa tahun ini menguji level harga Rp 9.500/saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Saham Bank Big Cap Dilego
Jika kita bedah lebih dalam, hanya ada empat emiten dari sektor keuangan yang bobotnya terbilang jumbo terhadap IHSG, yakni: PT Bank Central Asia/BBCA (9,98%), PT Bank Rakyat Indonesia/BBRI (7,51%), PT Bank Mandiri/BMRI (5,08%), dan PT Bank Negara Indonesia/BBNI (2,30%).
Jika ditotal, keempat saham tersebut bobotnya hampir 25% dari IHSG. Keempat bank tersebut juga berperan besar dalam mendorong kinerja sektor keuangan terapresiasi 12,34% sejak awal tahun.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
![]() |
Secara jangka panjang, tren harga sahamnya bergerak naik (uptrend) yang terlihat pada grafik harganya. Ada potensi harga sahamnya melebihi level tertingginya sepanjang tahun ini di harga Rp 30.950/saham.
Saham BCA juga juga masih cenderung naik dalam jangka menengah seiring posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya dalam 20 hari terakhir (moving average/MA20).
Namun dalam jangka pendek, sahamnya terlihat berfluktuasi karena sudah memasuki level jenuh beli (overbought), menurut indikator teknikal stochastic slow.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
![]() |
Secara jangka panjang, tren harga sahamnya bergerak naik (uptrend) yang terlihat pada grafik harganya. Ada potensi harga sahamnya menguji level Rp 4.750/saham di sisa tahun ini.
Saham BRI memiliki kecenderungan naik baik dalam jangka pendek maupun menengah seiring posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya dalam 5 dan 20 hari terakhir (moving average/ MA5/MA20).
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
![]() |
Secara jangka panjang, tren harga sahamnya bergerak naik (uptrend). Ada potensi harga sahamnya mengejar level tertingginya tahun ini di harga Rp 8.125/saham sepanjang bulan ini.
Hal ini dikarenakan saham tersebut sedang bullish dengan bergerak di atas rata-rata nilainya dalam 5 dan 20 hari terakhir (moving average/MA5/MA20).
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
![]() |
Secara jangka panjang, tren harga sahamnya bergerak naik (uptrend). Secara jangka menengah sahamnya masih mempunyai kecenderungan naik seiring posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya dalam 20 hari terakhir (moving average/MA20).
Ada potensi harga sahamnya masih akan terus naik di sisa tahun ini menguji level harga Rp 9.500/saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Saham Bank Big Cap Dilego
Most Popular