
'Obat Kuat' dari The Fed Cespleng, Rupiah Terbaik di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 July 2019 13:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah benar-benar 'mengamuk' hari ini. Mata uang Tanah Air begitu digdaya di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) sampai menjadi yang terkuat di Asia.
Pada Kamis (11/7/2019) pukul 13:10 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.050. Rupiah menguat 0,53% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sejauh ini, apresiasi 0,53% adalah penguatan harian terbaik sejak 20 Juni. Sementara rupiah di Rp 14.050/US$ adalah yang terkuat sejak 19 April.
Tidak sekadar menguat, rupiah pun kini menjadi mata uang terkuat di Asia. Awalnya gelar tersebut dimiliki oleh yen Jepang, tetapi sekarang rupiah berhasil menyalip.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 13:13 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Dari dalam negeri, rupiah memang punya energi untuk 'membal' setelah melempem sejak awal pekan. Dalam dua hari pertama pekan ini rupiah selalu melemah, dan kemarin hanya berakhir stagnan.
Oleh karena itu, rupiah memiliki peluang untuk mengalami technical rebound. Rupiah yang sudah murah menjadi menarik di mata investor sehingga terjadilah aksi borong.
Sementara dari sisi eksternal, ini yang sepertinya lebih dominan, kekuatan rupiah (dan mata uang Asia lainnya) datang dari Bank Sentral AS, The Federal Reserves/The Fed. Malam tadi waktu Indonesia, Ketua The Fed Jerome 'Jay' Powell berpidato di depan Komite Perbankan Senat AS dan menyampaikan bahwa perekonomian Negeri Paman Sam dihantui ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi.
"Manufaktur, perdagangan, dan investasi begitu lemah di penjuru dunia. Kita memang melihat AS dan China memulai kembali proses negosiasi, tetapi itu tidak menghapus yang namanya ketidakpastian.
"Data-data yang masuk dan berbagai perkembangan yang ada menunjukkan ketidakpastian karena tensi perdagangan dan perlambatan ekonomi global telah dan terus membebani perekonomian AS. Investasi dunia usaha sepertinya melambat," papar Powell di depan Senat AS, seperti diwartakan Reuters.
Kemudian, pada dini hari tadi waktu Indonesia, The Fed merilis notula rapat (minutes of meeting) edisi Juni 2019. Dalam rapat tersebut, suasana muram begitu terlihat.
"Sejumlah peserta rapat telah merevisi proyeksi angka pengangguran dalam jangka menengah, dan hasilnya adalah tekanan inflasi semakin berkurang. Ini menjadi kondisi yang memungkinkan terjadinya penurunan suku bunga acuan," sebut notula rapat The Fed.
Berbagai pernyataan yang sangat pesimistis itu membuat pelaku pasar kembali yakin bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan secara agresif. Kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sampai tiga kali sampai akhir 2019 kembali meninggi.
Mengutip CME Fedwatch, probabilitas suku bunga acuan dikurangi 75 basis poin (bps) sampai akhir 2019 adalah 37,%. Lebih tinggi dibandingkan pengurangan 50 bps yaitu 33,1%.
Oleh karena itu, berinvestasi di dolar AS menjadi kurang seksi karena tidak ada pemanis dari sisi suku bunga. Arus modal keluar dari mata uang Negeri Adidaya dan hinggap ke aset-aset yang memberikan cuan lebih tinggi, termasuk Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Kamis (11/7/2019) pukul 13:10 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.050. Rupiah menguat 0,53% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sejauh ini, apresiasi 0,53% adalah penguatan harian terbaik sejak 20 Juni. Sementara rupiah di Rp 14.050/US$ adalah yang terkuat sejak 19 April.
Tidak sekadar menguat, rupiah pun kini menjadi mata uang terkuat di Asia. Awalnya gelar tersebut dimiliki oleh yen Jepang, tetapi sekarang rupiah berhasil menyalip.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 13:13 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Dari dalam negeri, rupiah memang punya energi untuk 'membal' setelah melempem sejak awal pekan. Dalam dua hari pertama pekan ini rupiah selalu melemah, dan kemarin hanya berakhir stagnan.
Oleh karena itu, rupiah memiliki peluang untuk mengalami technical rebound. Rupiah yang sudah murah menjadi menarik di mata investor sehingga terjadilah aksi borong.
Sementara dari sisi eksternal, ini yang sepertinya lebih dominan, kekuatan rupiah (dan mata uang Asia lainnya) datang dari Bank Sentral AS, The Federal Reserves/The Fed. Malam tadi waktu Indonesia, Ketua The Fed Jerome 'Jay' Powell berpidato di depan Komite Perbankan Senat AS dan menyampaikan bahwa perekonomian Negeri Paman Sam dihantui ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi.
"Manufaktur, perdagangan, dan investasi begitu lemah di penjuru dunia. Kita memang melihat AS dan China memulai kembali proses negosiasi, tetapi itu tidak menghapus yang namanya ketidakpastian.
"Data-data yang masuk dan berbagai perkembangan yang ada menunjukkan ketidakpastian karena tensi perdagangan dan perlambatan ekonomi global telah dan terus membebani perekonomian AS. Investasi dunia usaha sepertinya melambat," papar Powell di depan Senat AS, seperti diwartakan Reuters.
Kemudian, pada dini hari tadi waktu Indonesia, The Fed merilis notula rapat (minutes of meeting) edisi Juni 2019. Dalam rapat tersebut, suasana muram begitu terlihat.
"Sejumlah peserta rapat telah merevisi proyeksi angka pengangguran dalam jangka menengah, dan hasilnya adalah tekanan inflasi semakin berkurang. Ini menjadi kondisi yang memungkinkan terjadinya penurunan suku bunga acuan," sebut notula rapat The Fed.
Berbagai pernyataan yang sangat pesimistis itu membuat pelaku pasar kembali yakin bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan secara agresif. Kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sampai tiga kali sampai akhir 2019 kembali meninggi.
Mengutip CME Fedwatch, probabilitas suku bunga acuan dikurangi 75 basis poin (bps) sampai akhir 2019 adalah 37,%. Lebih tinggi dibandingkan pengurangan 50 bps yaitu 33,1%.
Oleh karena itu, berinvestasi di dolar AS menjadi kurang seksi karena tidak ada pemanis dari sisi suku bunga. Arus modal keluar dari mata uang Negeri Adidaya dan hinggap ke aset-aset yang memberikan cuan lebih tinggi, termasuk Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular