Kala The Fed Membawa Berkah Buat Rupiah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 July 2019 12:16
Kala The Fed Membawa Berkah Buat Rupiah
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Bahkan rupiah menjadi salah satu mata uang terkuat di Asia. 

Pada Kamis (11/7/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.060. Rupiah menguat 0,46% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah sudah menguat 0,21%. Seiring perjalanan, rupiah semakin kuat dan dolar AS kian jauh dari level Rp 14.100. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah hingga tengah hari ini: 



Tidak hanya rupiah, seluruh mata uang utama Asia juga berhasil terapresiasi di hadapan dolar AS. Yen Jepang jadi mata uang dengan penguatan terbaik di Benua Kuning, sementara rupiah tepat di bawahnya. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 12: WIB: 

 



(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Apa yang membuat mata uang Asia begitu perkasa? Penyebabnya adalah dolar AS yang memang sedang teraniaya. 

Pada pukul 11:39 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah sampai 0,25%. Jadi tidak hanya di Asia, dolar AS memang sedang tertekan secara global. 

Kesengsaraan dolar AS disebabkan oleh persepsi investor yang semakin yakin bahwa Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) bakal memotong suku bunga secara agresif. Hingga akhir tahun, Federal Funds Rate diperkirakan bisa dipangkas sampai tiga kali atau 75 basis poin (bps). 

Mengutip CME Fedwatch, probabilitas suku bunga acuan dikurangi 75 bps sampai akhir 2019 adalah 37,%. Lebih tinggi dibandingkan pengurangan 50 bps yaitu 33,1%. 

Apa yang menyebabkan pasar begitu yakin? Jawabannya adalah 'ulah' The Fed sendiri. 

Malam tadi waktu Indonesia, Ketua The Fed Jerome 'Jay' Powell memberikan paparan di hadapan Komite Perbankan Senat AS. Dalam paparan tersebut, terlihat bahwa pengganti Janet Yellen itu begitu pesimistis sampai-sampai menggunakan kata uncertainty (ketidakpastian) sampai 26 kali. 

"Manufaktur, perdagangan, dan investasi begitu lemah di penjuru dunia. Kita memang melihat AS dan China memulai kembali proses negosiasi, tetapi itu tidak menghapus yang namanya ketidakpastian. 

"Data-data yang masuk dan berbagai perkembangan yang ada menunjukkan ketidakpastian karena tensi perdagangan dan perlambatan ekonomi global telah dan terus membebani perekonomian AS. Investasi dunia usaha sepertinya melambat," papar Powell di depan Senat AS, seperti diwartakan Reuters. 


(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


Selain paparan Powell, The Fed juga merilis notula rapat (minutes of meeting) edisi Juni. Terungkap bahwa dalam rapat itu para pejabat The Fed kian pesimistis dengan menilai penurunan suku bunga acuan sudah bisa ditempuh secepatnya jika risiko terhadap perekonomian Negeri Adidaya masih membayangi. 

"Sejumlah peserta rapat menyatakan bahwa dunia usaha sudah melihat tensi dagang dan ketidakpastian lainnya tidak hanya mempengaruhi keputusan investasi saat ini, tetapi juga dalam jangka menengah. Pelaku usaha manufaktur menunda pengeluaran dan perekrutan karyawan karena hal-hal ini," tulis notula rapat tersebut. 

Oleh karena itu, beberapa pejabat The Fed sudah sampai kepada penilaian suku bunga acuan harus turun. Sebab perekonomian AS membutuhkan 'peredam' (cushion) terhadap risiko-risiko yang menghantui. 


Sepertinya Powell dan kolega semakin yakin bahwa penurunan suku bunga acuan sudah tidak bisa ditunda lagi. Bahkan kebijakan itu kemungkinan besar dieksekusi bulan ini. 

Berdasarkan CME Fedwatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps pada 31 Juli mencapai 71,4%. Sedangkan kemungkinan pemangkasan sampai 50 bps adalah 28,7%. 

Penurunan suku bunga adalah kabar buruk buat dolar AS. Berinvestasi di mata uang Negeri Paman Sam menjadi kurang menguntungkan.  

Dolar AS pun mengalami tekanan jual. Arus modal berpindah ke aset-aset berisiko di negara berkembang Asia, sehingga memperkuat mata uang kawasan ini. Rupiah pun ikut menikmati berkah.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular