Ulasan Teknikal IHSG

Aksi Beli Kembali Marak, IHSG Kembali Injak Level 6.400

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
10 July 2019 19:42
IHSG kembali naik dengan dengan penguatan 0,35% ke 6.410,68. Untuk pertama kali sejak 2 Mei 2019, IHSG kembali menginjak level 6.400.
Foto: Pencatatan Perdana Saham PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) di Main Hall BEI. (CNBC Indonesia/Syahrizal Sidik)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup naik dengan dengan penguatan 0,35% ke level 6.410,68. Untuk pertama kalinya, IHSG kembali menginjak level 6.400 sejak 2 Mei 2019.

IHSG menguat bersama dengan bursa utama Asia yang cenderung menguat menunggu pidato dari Gubernur The Fed Jerome Powell terkait suku bunga malam nanti.

Indeks Shanghai China ditutup turun 0,44%, tetapi Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,31%, Indeks Kospi naik 0,33%, ASX 200 Australia terangkat 0,36%, dan indeks straits time Singapura terapresiasi 0,33%.

IHSG sudah menunjukkan tanda-tanda penguatan ketika dibuka dengan apresiasi 0,08%. Berkat aksi beli pelaku pasar baik lokal maupun asing, IHSG melanjutkan penguatannya hingga sesi I berakhir dengan penguatan 0,21% ke level 6.401,94.

Pada sesi II, IHSG mampu menjaga penguatannya dan menyentuh titik tertingginya hari ini pada pukul 15:50 WIB pada level 6.412, level penutupan tertinggi IHSG sejak 2 Mei.

Saham-saham yang memberikan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (+1,36%), PT Astra International Tbk/ASII (+2,41%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (+4,57%), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+0,63%).

Secara teknikal, IHSG berada di jalur penguatannya seiring dengan pola lilin putih kecil yang menggambarkan kontinuitas tren kenaikan IHSG.
Aksi Beli Kembali Marak, IHSG Kembali Injak Level 6.400Sumber: Refinitif
Indeks saham gabungan juga semakin kokoh bergerak di atas rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir atau moving average five/MA5 (garis hijau), yang menggambarkan kecenderungan menguat dalam jangka pendek.

Potensi penguatan masih memungkinkan meski potensinya tidak terlalu besar. Menurut indikator teknikal Relative Strength Index (RSI), IHSG belum memasuki level jenuh belinya (overbought).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular