
Benar Saja, Bursa AS Anjlok 157 Poin di Sesi Pembukaan Senin
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
08 July 2019 21:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS)dibuka anjlok pada perdagangan Senin (8/7/2019) menyusul anjloknya saham Apple yang memicu tekanan jual saham teknologi lainnya. Investor juga mengantisipasi pernyataan pejabat Federal Reserve pekan ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) dibuka anjlok 157 poin pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan sedikit membaik menjadi 155 poin (0,6%) ke 26.767,2 sepuluh menit kemudian.
Indeks S&P 500 melemah 0,6% (16,6 poin) menjadi 2.973,87 sementara indeks Nasdaq longsor hingga 0,95% (77,3 poin) menjadi 8.084,62. Saham Apple anjlok lebih dari 1% setelah analis Rosenblatt Securities menurunkan peringkatnya menjadi 'jual' dari semula 'netral'.
Investor di Wall Street juga menanti kesaksian Gubernur The Fed Jerome Powell pada Rabu, setelah pelaku pasar melihat fakta bahwa laporan data tenaga kerja tercatat melampaui ekspektasi sehingga mengganggu peluang penurunan suku bunga acuan ke depannya.
"Data tenaga kerja pada Jumat lalu mengejutkan pasar. Mereka (the Fed) harus mengumpulkan bukti lebih lanjut sebelum memutuskan kebijakan moneter selanjutnya," tutur Chief Market Economist Spartan Capital Securities Peter Cardillo, sebagaimana dikutip CNBC International.
The Fed membuka peluang penurunan suku bunga acuan bulan lalu setelah menyatakan pihaknya akan 'bertindak sesuai yang diperlukan' untuk menjaga ekspansi ekonomi AS, yang saat ini menjadi yang terpanjang dalam sejarahnya.
Mayoritas indeks membukukan kenaikan yang solid pada pekan lalu, dan bahkan menyentuh level tertingginya didorong ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya, guna memberikan stimulus pada perekonomian.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) dibuka anjlok 157 poin pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan sedikit membaik menjadi 155 poin (0,6%) ke 26.767,2 sepuluh menit kemudian.
Indeks S&P 500 melemah 0,6% (16,6 poin) menjadi 2.973,87 sementara indeks Nasdaq longsor hingga 0,95% (77,3 poin) menjadi 8.084,62. Saham Apple anjlok lebih dari 1% setelah analis Rosenblatt Securities menurunkan peringkatnya menjadi 'jual' dari semula 'netral'.
"Data tenaga kerja pada Jumat lalu mengejutkan pasar. Mereka (the Fed) harus mengumpulkan bukti lebih lanjut sebelum memutuskan kebijakan moneter selanjutnya," tutur Chief Market Economist Spartan Capital Securities Peter Cardillo, sebagaimana dikutip CNBC International.
The Fed membuka peluang penurunan suku bunga acuan bulan lalu setelah menyatakan pihaknya akan 'bertindak sesuai yang diperlukan' untuk menjaga ekspansi ekonomi AS, yang saat ini menjadi yang terpanjang dalam sejarahnya.
Mayoritas indeks membukukan kenaikan yang solid pada pekan lalu, dan bahkan menyentuh level tertingginya didorong ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya, guna memberikan stimulus pada perekonomian.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular