Data Pengangguran OK, Wall Street Kok Dibuka ke Zona Merah?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
05 July 2019 20:58
Bursa AS anjlok pada pembukaan Jumat menyusul keluarnya data pekerjaan yang positif sehingga menghapuskan ekspektasi penurunan Fed Rate
Foto: Bursa New York (AP Photo/Richard Drew))
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Amerika Serikat (AS) anjlok pada pembukaan perdagangan Jumat (5/7/2019) menyusul keluarnya data pekerjaan yang positif sehingga menghapuskan ekspektasi adanya penurunan suku bunga acuan.

Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) anjlok 105 poin pada sesi pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan kemudian surut menjadi 27 poin (0,5%) ke 26.839,34 sepuluh menit kemudian.

Berkurangnya laju koreksi itu terjadi berkat kenaikan beberapa saham bank seperti Citigroup, J.P. Morgan Chase, Bank of America dan Wells Fargo yang naik lebih dari 1%. Pada jam yang sama, indeks S&P 500 turun 0,6% atau 17,9 poin ke 2.977,99 sementara indeks Nasdaq tertekan 0,6% atau 46,75 poin ke 8.123,32.

Ekonomi AS membukukan lapangan pekerjaan baru sebanyak 224.000 pada Juni. Angka ini jauh lebih baik dari perkiraan ekonom yang semula memprediksi angka 165.000, mengikuti rendahnya pembukaan lapangan kerja baru pada Mei sebanyak 75,000.

"Data pekerjaan itu solid," ujar Head of U.S. rates di Amerivet Securities Gregory Faranello. "Tema utamanya sekarang beralih dengan sangat cepat ke apa makna angka tersebut dalam konteks proyeksi terhadap kebijakan The Fed pada Juli."

Imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) AS melompat merespons data tersebut. Obligasi pemerintah yang menjadi acuan, yakni bertenor 10 tahun, mencatatkan yield 2,04%. Sementara itu, yield SUN AS bertenor 2-tahun naik ke 1,88%. Harga emas berjangka pun turun, sebesar 1,5%, menjadi US$1.399,50 per ounce dan indeks dolar AS menguat 0,5%.

Saat ini, investor bertaruh besar-besaran bahwa the Fed akan memangkas suku bunga acuan (Fed Funds Rate) bulan ini. CME Group dengan perangkat FedWatch merekam ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan pada Juli sebesar 100%.

Bulan lalu, The Fed telah mengatakan bahwa pihaknya akan "bertindak secara sesuai" untuk menjaga ekspansi ekonomi AS, yang saat ini menjadi yang terpanjang dalam sepanjang sejarah. 

Karenanya, rilis data pekerjaan bulan Juni membuyarkan harapan adanya kebijakan moneter agresif. FedWatch merekam ekspektasi pasar atas penurunan sebesar 50 basis poin (bp) hanya tersisa sebanyak 9% dari sebelumnya 29%. Namun, ekspektasi pemangkasan 25 bp justru naik menjadi 91% dari sebelumnya 70,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular