Rupiah Lesu di Kurs Tengah BI, Runner-Up Asia di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 July 2019 10:29
Rupiah Lesu di Kurs Tengah BI, Runner-Up Asia di Pasar Spot
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Sementara di pasar spot, rupiah masih belum menemukan permainan terbaiknya. 

Pada Jumat (5/7/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.148. Rupiah melemah 0,3% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 

Sedangkan di pasar spot, rupiah belum stabil. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.135, sama persis alias stagnan dibandingkan posisi penutupan perdagangan kemarin. 

Kala pembukaan pasar spot, rupiah melemah tipis 0,04%. Namun kemudian rupiah mampu mengikis pelemahan itu, meski belum bisa menyeberang ke zona hijau.  

Rupiah punya harapan untuk menguat, sebab di perdagangan pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) mata uang Tanah Air menunjukkan apresiasi di hadapan dolar AS. Semoga potensi ini bisa terwujud. 


Sementara mata uang negara-negara tetangga justru cenderung melemah terhadap dolar AS. Hanya dolar Singapura yang mampu menguat, itu pun sangat tipis. 

Oleh karena itu, rupiah berhasil menjadi mata uang terbaik kedua di Benua Kuning. Walau cuma stagnan, tetapi kinerja rupiah masih lebih baik ketimbang para tetangganya. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:17 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Hari ini investor begitu menantikan rilis data ketenagakerjaan AS yang keluar pukul 19:30 WIB. Pada Juni, ADP memperkirakan penciptaan lapangan kerja di Negeri Adidaya adalah 102.000. Sementara konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan di angka 140.000. 

Proyeksi ADP dan konsensus Reuters menunjukkan penciptaan lapangan kerja di AS membaik ketimbang bulan sebelumnya yang hanya 75.000. Angka 75.000 adalah yang terendah sejak Februari. 



Sedangkan ADP dan konsensus Reuters sama-sama memperkirakan angka pengangguran AS  bertahan di 3,6%. Jika kejadian, maka angka pengangguran tidak berubah dalam tiga bulan terakhir. 

Data ini sangat penting karena bisa menentukan arah suku bunga acuan AS. Selain inflasi (yang diukur dengan core personal consumption expenditure), Bank Sentral AS The Federal Reserves/The Fed juga menggunakan data ketenagakerjaan untuk menentukan arah kebijakan moneter. 

Apabila ada perbaikan di pasar tenaga kerja, maka Jerome 'Jay' Powell dan kolega bisa saja tidak begitu dovish karena melihat ekonomi AS masih menujukkan ekspansi. Sementara kalau ada tanda-tanda permasalahan di pasar tenaga kerja, maka boleh jadi The Fed akan semakin mantap untuk menurunkan suku bunga acuan karena ekonomi AS butuh 'suntikan adrenalin'. 

Arah kebijakan suku bunga The Fed akan sangat menentukan nasib dolar AS (dan mata uang dunia). Jadi selagi menunggu data ini, investor memilih menunggu dan ogah mengambil risiko. Akibatnya mata uang Asia pun cenderung melemah karena kurangnya minat investor terhadap aset-aset berisiko di negara berkembang.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular