Selepas Cetak Rekor, Wall Street Masih Akan Tancap Gas

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 July 2019 17:30
Setelah mencetak rekor pada perdagangan kemarin (2/7/2019), Wall Street berpeluang tancap gas lagi pada perdagangan hari ini.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mencetak rekor pada perdagangan kemarin (2/7/2019), Wall Street berpeluang tancap gas lagi pada perdagangan hari ini.

Hingga pukul 17:05 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 75 poin pada saat pembukaan perdagangan nanti malam, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 10 dan 41 poin.

Kemarin, indeks Dow Jones ditutup menguat 0,02%, indeks S&P 500 naik 0,29%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,22%. Indeks S&P 500 kembali mencetak rekor penutupan tertinggi sepanjang masa pasca melakukan hal serupa pada awal pekan ini.

Kabar positif bagi Wall Street pada hari ini datang dari ambruknya harga minyak mentah dunia. Pada perdagangan kemarin, harga minyak WTI kontrak pengiriman periode Agustus 2019 ambruk 4,81% ke level US$ 56,25/barel, sementara minyak Brent kontrak pengiriman periode September 2019 anjlok 4,09% ke level US$ 62,4/barel.

Harga minyak mentah bergerak ke Selatan merespons potensi eskalasi perang dagang AS-China dan potensi meletusnya perang dagang AS-Uni Eropa. Pelemahan laju pertumbuhan ekonomi sebagai efek samping perang dagang memang akan membuat harga komoditas, utamanya yang merupakan sumber energi, tertekan.

Pada perdagangan hari ini, sejatinya harga minyak mentah menguat, tetapi memang belum bisa menutupi kekalahan yang kemarin diderita. Hingga berita ini diturunkan, harga minyak WTI menguat 0,76% ke level US$ 56,68/barel, sementara minyak Brent menguat 0,87% ke level US$ 62,94/barel.

Kala harga minyak mentah melemah signifikan, biaya logistik di AS akan berkurang sehingga bisa menstimulasi laju perekonomian di sana.

Potensi eskalasi perang dagang AS-China dan potensi meletusnya perang dagang AS-Uni Eropa terbukti lebih dominan dalam mendikte pergerakan harga minyak mentah dunia ketimbang perpanjangan pemangkasan produksi oleh negara-negara penghasil minyak mentah, baik yang tergabung dalam OPEC maupun tidak.

Kemarin, Rusia dan sembilan negara produsen minyak non-OPEC lainnya setuju untuk memperpanjang pemangkasan produksi yang sedianya akan berakhir pada bulan ini untuk sembilan bulan mendatang. Keputusan ini datang pasca pada hari Senin (1/7/2019) negara-negara anggota OPEC setuju untuk memperpanjang kebijakan tersebut selama sembilan bulan atau hingga Maret 2020.

Sebagai informasi, pemangkasan produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara produsen minyak non-OPEC pada saat ini adalah sekitar 1,2 juta barel per hari.

Pada hari ini, perhatian pelaku pasar akan tertuju kepada serangkaian rilis data ekonomi. Pada pukul 19:15 WIB, angka penciptaan lapangan kerja AS (sektor non-pertanian) periode Juni 2019 versi Automatic Data Processing (ADP) akan diumumkan.

Pada pukul 21:00 WIB, data Non-Manufacturing PMI AS periode Juni 2019 akan dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM).

Pada hari ini, tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/ank) Next Article 5 BUMN China Hengkang Dari Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular