
Bursa AS Dibuka Tertekan Sambut Ambisi Perang Dagang Trump
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
02 July 2019 21:30

Jakarta, CNBC Inonesia - Bursa Amerika Serikat (AS)tak banyak bergerak pada pembukaan pasar Selasa (2/7/2019) setelah AS mengancam pengenaan tarif baru terhadap barang asal Eropa, menghapus optimisme terkait meredanya perang dagang.
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) melemah 28 poin pada pukul 08:30 waktu setempat (20;30 WIB), dan kemudian bertambah menjadi 36,9 poin (0,14%) ke 26.680,56 pada 30 menit kemudian. Indeks S&P 500 dan Nasdaq juga melemah, masing-masing sebesar 0,02% (0,63 poin) dan 0,2% (13,2 poin) ke 2.963,84 dan 8.077,98.
Pemerintah AS pada Senin mengancam pengenaan tarif senilai US$4 miliar terhadap lebih banyak produk asal Uni Eropa terkait dengan sengketa subsidi industri pesawat terbang antara pabrikan AS Boeing dan pabrikan Eropa Airbus.
Beberapa produk Eropa yang diincar di antaranya adalah minyak zaitun, keju Italia, dan whiskey. Ini merupakan tarif kedua, setelah AS mengenakan tarif serupa pada produk yang sama April lalu.
"Dengan begitu, barang impor yang akan terkena tarif mencapai US$25 (miliar) dan jadi pengingat bahwa perang dagang Trump belum akan berakhir," tutur Head of US rate strategy BMO Capital Markets Ian Lyngen dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip CNBC Internatonal.
Trump juga mengatakan bahwa perjanjian dagang dengan Beijing akan cenderung menguntungkan bagi Washington. Sebelumnya pada Mei, AS memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam yang mempersulit perusahaan AS menjual atau mentransfer teknologi ke Huawei.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyebut bahwa pemerintah AS tidak mengeluarkan Huawei dari daftar hitam dan pihaknya hanya akan menerbitkan izin lebih banyak bagi perusahaan asal AS untuk menjual produknya ke Huawei selama produk tersebut tak membawa ancaman bagi kemanan nasional AS.
"Huawei akan tetap masuk dalam daftar hitam di mana akan ada kontrol ekspor yang ketat dan dalam hal yang berkaitan dengan kemanan nasional maka tak akan ada izin yang diterbitkan (bagi perusahaan AS untuk berbisnis dengan Huawei)," kata Kudlow dalam wawancara dengan Fox News, dilansir dari CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) melemah 28 poin pada pukul 08:30 waktu setempat (20;30 WIB), dan kemudian bertambah menjadi 36,9 poin (0,14%) ke 26.680,56 pada 30 menit kemudian. Indeks S&P 500 dan Nasdaq juga melemah, masing-masing sebesar 0,02% (0,63 poin) dan 0,2% (13,2 poin) ke 2.963,84 dan 8.077,98.
Pemerintah AS pada Senin mengancam pengenaan tarif senilai US$4 miliar terhadap lebih banyak produk asal Uni Eropa terkait dengan sengketa subsidi industri pesawat terbang antara pabrikan AS Boeing dan pabrikan Eropa Airbus.
"Dengan begitu, barang impor yang akan terkena tarif mencapai US$25 (miliar) dan jadi pengingat bahwa perang dagang Trump belum akan berakhir," tutur Head of US rate strategy BMO Capital Markets Ian Lyngen dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip CNBC Internatonal.
Trump juga mengatakan bahwa perjanjian dagang dengan Beijing akan cenderung menguntungkan bagi Washington. Sebelumnya pada Mei, AS memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam yang mempersulit perusahaan AS menjual atau mentransfer teknologi ke Huawei.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyebut bahwa pemerintah AS tidak mengeluarkan Huawei dari daftar hitam dan pihaknya hanya akan menerbitkan izin lebih banyak bagi perusahaan asal AS untuk menjual produknya ke Huawei selama produk tersebut tak membawa ancaman bagi kemanan nasional AS.
"Huawei akan tetap masuk dalam daftar hitam di mana akan ada kontrol ekspor yang ketat dan dalam hal yang berkaitan dengan kemanan nasional maka tak akan ada izin yang diterbitkan (bagi perusahaan AS untuk berbisnis dengan Huawei)," kata Kudlow dalam wawancara dengan Fox News, dilansir dari CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular