AS-China Dikhawatirkan Panas Lagi, Wall Street Akan Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 July 2019 19:03
Pasca membukukan apresiasi cukup signifikan pada perdagangan kemarin, Wall Street akan dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini.
Foto: New York Stock Exchange (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca membukukan apresiasi yang cukup signifikan pada perdagangan kemarin (1/7/2019), Wall Street akan dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini.

Hingga pukul 18:00 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 33 poin pada saat pembukaan perdagangan nanti malam, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan turun masing-masing sebesar 2 dan 13 poin.

Pada perdagangan kemarin, indeks Dow Jones ditutup naik 0,44%, indeks S&P 500 menguat 0,77%, dan indeks Nasdaq Composite melejit 1,06%. Indeks S&P 500 berhasil ditutup di level tertinggi sepanjang masa.

Kekhawatiran bahwa perang dagang AS-China bisa kembali memanas menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Negeri Paman Sam pada hari ini. Seperti yang diketahui, pasca berbincang sekitar 80 menit di sela-sela gelaran KTT G20 di Osaka, Jepang, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyetujui gencatan senjata di bidang perdagangan sekaligus membuka kembali pintu negosiasi yang sempat tertutup.

Dilansir dari CNBC International, kedua negara secara terpisah mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk tak saling mengenakan bea masuk baru terhadap produk impor dari masing-masing negara.

Trump kemudian menyebut bahwa AS meringankan sanksi yang sebelumnya dibebankan kepada raksasa pembuat perangkat telekomunikasi asal China, Huawei.

"Salah satu hal yang akan saya izinkan adalah - banyak orang terkejut bahwa kami mengirim dan menjual banyak sekali produk ke Huawei yang pada akhirnya diproduksi menjadi berbagai macam hal - dan saya katakan oke, kami akan tetap menjual produk tersebut," kata Trump, dilansir dari CNBC International.

Sebelumnya pada bulan Mei, AS memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam yang membuat perusahaan-perusahaan asal AS tak bisa menjual atau mentransfer teknologi yang mereka miliki ke Huawei tanpa adanya lisensi khusus.

Namun ternyata, pelonggaran sanksi yang diberikan AS tak sesignifikan yang sebelumnya diisyaratkan oleh Trump. Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyebut bahwa pemerintah AS tidak mengeluarkan Huawei dari daftar hitam dan pihaknya hanya akan menerbitkan izin lebih banyak bagi perusahaan asal AS untuk menjual produknya ke Huawei selama produk tersebut tak membawa ancaman bagi kemanan nasional AS.

"Huawei akan tetap masuk dalam daftar hitam di mana akan ada kontrol ekspor yang ketat dan dalam hal yang berkaitan dengan kemanan nasional maka tak akan ada izin yang diterbitkan (bagi perusahaan AS untuk berbisnis dengan Huawei)," kata Kudlow dalam wawancara dengan Fox News, dilansir dari CNBC International.

Selain itu, Trump juga ingin kesepakatan dagang AS-China dibuat untuk lebih menguntungkan AS, sebuah hal yang rasanya akan sulit diterima pihak China atau malah membuat Beijing panas.

"Itu (kesepakatan dagang) haruslah lebih menguntungkan kita ketimbang China karena mereka telah mengambil keuntungan yang sangat besar (dari AS) untuk begitu lama," cetus Trump di Gedung Putih pada hari Senin, dilansir dari CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/ank) Next Article 5 BUMN China Hengkang Dari Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular