Antisipasi Perang Dagang, Futures Wall Street Bervariasi

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
27 June 2019 19:07
kontrak future Dow Jones diimplikasi melemah 20,82 poin. Sementara kontrak future S&P 500 dan Nasdaq diimplikasi menguat masing-masing 3,67 dan 11,95 poin.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa-bursa saham acuan Wall Street terindikasi bergerak bervariatif di tengah kekhawatiran kelanjutan negosiasi dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat (AS) dan China.

Pada pukul 18:50 WIB, kontrak future Dow Jones diimplikasi melemah 20,82 poin. Sementara kontrak future S&P 500 dan Nasdaq diimplikasi menguat masing-masing 3,67 dan 11,95 poin.

Tinggal satu dua lagi sebelum Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu untuk melanjutkan dialog dagang di sela-sela pertemuan KTT G20 di Osaka, Jepang.

Beijing diperkirakan akan meminta beberapa persyaratan kepada Washington sebelum akhirnya bersedia menghentikan sengketa dagang, dimana salah satu persyaratan berhubungan dengan Huawei.

Juru bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan Negeri Paman Sam harus segera menghapus sanksi yang dikenakan pada Huawei dan perusahaan China lainnya, dilansir Reuters.

"Kami mendesak AS untuk segera membatalkan tekanan dan sanksi yang diberikan pada Huawei dan perusahaan China lainnya, dan mendorong perkembangan hubungan dagang yang stabil dan sehat untuk China-AS," ujar Gao dikutip Reuters.

"Saya mau menekankan bahwa perang dagang tidak memiliki pemenang, ... Mereka yang akhirnya terluka adalah perusahaan dan konsumen AS," ungkap Gao, dikutip CNBC International.

Trump sebelumnya mengabarkan bahwa dia optimis bahwa kesepakatan dagang dapat dicapai akhir pekan ini. Namun di lain pihak, Trump tetap memberikan ancaman untuk mengenakan bea masuk pada sisa produk impor asal China senilai US$ 300 miliar jika ternyata tidak mencapai kata damai.

"Kami telah melihat adanya komentar optimis sebelum acara, dan saya pikir semua orang berharap hal itu akan terjadi. Namun, itu juga bisa menjadi cerminan bahwa pemerintah AS membeli lebih banyak waktu dan bahkan jika kesepakatan tercapai saat KTT G20, kami tidak berharap tarif akan.. dicabut semalam," ujar Carlos Casanova, ekonom Asia Pacific di Coface, dilansir CNBC International.

Pada hari ini investor kana mencermati rilis data laju produk domestik bruto (PDB) final AS untuk kuartal I 2019 yang akan diumumkan pukul 19:30 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Sektor Perbankan Nanjak Lagi, Wall Street Melesat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular