Bursa AS Dibuka Menguat Sambut Pertemuan AS-China di G-20

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
26 June 2019 20:51
Bursa saham AS dibuka menguat setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin memicu ekspektasi kesepakatan dagang antara China dan AS.
Foto: Bursa New York (AP Photo/Richard Drew))
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Rabu (26/6/2019) dibuka menguat setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin melontarkan pernyataan yang memicu ekspektasi akan adanya kesepakatan dagang antara China dan AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) menguat 100 poin pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan bertambah menjadi 105,7 poin (0,4%) ke 26.653,93. Sementara itu, indeks Nasdaq menguat 0,4% atau 81,09 poin ke 7.965,68 dan indeks S&P 500 tumbuh 0,37% atau 10,86 poin ke 2.928,24.

"Kami sekitar 90% dalam perjalanan ke sana (menuju kesepakatan) dan saya pikir ada jalan untuk menyelesaikan ini," ujar Mnuchin kepada Hadley Gamble dari CNBC International di Manama, Bahrain pada Rabu (26/6/2019).

Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu lagi pada Sabtu (29/6/2019) di sela-sela pertemuan KTT G20 di Osaka, Jepang. Hasil dari pertemuan tersebut sangat dinantikan pelaku pasar karena akan menentukan arah ekonomi global dan pasar keuangan ke depan.

Mnuchin tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai peluang 10% yang mungkin akan menghambat dicapainya kata kesepakatan antara kedua negara. Namun, dia menegaskan bahwa kedua kubu ingin kembali melanjutkan diskusi dan menjalin kembali hubungan.

"Apa yang akan kita dengar kemungkinan sudah disiapkan. Mereka mungkin akan mengatakan bahwa pertemuan berjalan dengan lancar dan akan kembali ke meja negosiasi," tutur chief market strategist National Securities Art Hogan, seperti dikutip CNBC International.

Di lain pihak, beberapa analis memiliki ekspektasi kecil bahwa akan ada kemajuan signifikan dari pertemuan mendatang. Skenario kasus terbaik adalah dimulainya kembali perundingan resmi yang dapat sedikit meredakan keresahan di pasar keuangan dunia.

Pesimisme ini muncul dari fakta bahwa pada pertemuan terakhir Beijing menginginkan AS untuk membatalkan tarif yang sudah berlaku.

Sementara, Washington ingin Beijing mengubah serangkaian praktik termasuk kekayaan intelektual dan penghapusan persyaratan yang mewajibkan perusahaan AS berbagi teknologi dengan perusahaan China untuk melakukan bisnis di Negeri Tiongkok.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data jumlah pesanan pembelian baru untuk barang tahan lama periode Mei yang akan diumumkan pukul 19:30 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular