Ulasan Teknikal IHSG

Neraca Dagang Gagal Angkat IHSG, Potensi Melemah Masih Ada

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
24 June 2019 18:43
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan awal pekan dengan koreksi 0,43% ke level 6.288. Senin (24/6/2019).
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan di awal pekan ini dengan koreksi 0,43% ke level 6.288 pada Senin (24/6/2019).

Pelemahan IHSG sudah terbaca kala pembentukan harga saham saat pra pembukaan, yang kemudian dibuka dengan koreksi sebesar 0,12%. Seiring berjalannya waktu, IHSG mulai menipiskan pelemahan saat neraca dagang mulai diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pukul 11:00 WIB.

BPS mencatat neraca dagang RI bulan Mei surplus US$ 208 juta. Total impor turun 17,71% secara tahunan dengan berada di angka US$ 14,53 miliar. Sedangkan ekspor mengalami penurunan sebesar 8,99% juga secara tahunan menjadi US$ 14,74 miliar.

Akibat sentimen positif tersebut, IHSG mulai bergerak menuju zona hijau, dengan level tertinggi hariannya terjadi pada pukul 11:38 WIB di level 6.320 atau menguat 0,12%. IHSG kemudian berangsur-angsur melemah akibat aksi jual hingga Sesi I ditutup dengan koreksi 0,09% ke 6.310,03.

Penyebabnya adalah faktor eksternal yang berasal dari Timur Tengah di mana ketegangan meningkat. Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan Iran terlihat  kian memburuk. AS berencana menerapkan sanksi bagi Negeri Persia selepas Iran menembak jatuh drone milik AS.

Presiden Trump meradang, karena menurutnya pesawat nirawak tersebut ditembak jatuh di wilayah udara internasional. Sementara Iran menegaskan drone AS tersebut terbang di atas wilayah udaranya.

Situasi yang kurang mendukung tersebut, membuat investor melepas portofolio sahamnya karena khawatir dampaknya meluas hingga mempengaruhi perekonomian.

Di pasar reguler, investor asing melakukan jual bersih (net sell) senilai Rp 111 miliar. Adapun saham-saham yang banyak dilepas asing: PT Astra International Tbk/ASII (Rp 54,7 miliar), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 21,8 miliar), PT Jasa Marga Tbk/JSMR (Rp 20 miliar), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 19 miliar).

Secara teknikal, IHSG menunjukkan potensi koreksi karena mulai bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5). Indeks berpotensi menutup celah kenaikan (gap up) yang terbentuk minggu lalu pada level 6.257. level tersebut sekaligus menjadi penghalang pelemahan terdekatnya (support).
Sumber: Refinitif
Potensi pelemahannya cukup terbuka, mengingat IHSG masih bergerak di dekat level jenuh belinya (oversold), jika mengacu pada indikator teknikal stochastic slow.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular